MATARAM – Sebanyak 2.729 calon haji asal Nusa Tenggara Barat (NTB) dari Embarkasi Lombok telah tiba di Tanah Suci, Arab Saudi, melalui enam kelompok terbang (kloter). Kelompok terakhir diberangkatkan dari Kabupaten Bima pada Kamis (8/5/2025) pukul 01.50 WITA.
“Semua calhaj yang sudah tiba di Tanah Suci ini diberangkatkan dalam enam kelompok terbang (kloter), terakhir dari Kabupaten Bima yang terbang pada hari Kamis pukul 01.50 Wita,” ujar Ketua Tim Bina Haji Reguler Kanwil Kemenag NTB, Syukri, dalam konferensi pers di Asrama Haji NTB, Mataram.
Saat ini, sebanyak 1.818 calon haji NTB masih menunggu giliran keberangkatan dan akan diberangkatkan melalui lima kloter berikutnya.
Dari total 2.729 jemaah yang telah diberangkatkan, dua orang dinyatakan meninggal dunia sebelum keberangkatan. Kedua jemaah tersebut berasal dari Lombok Timur dan Kabupaten Bima.
“Berdasarkan laporan petugas di Arab Saudi, seluruh calhaj yang sudah tiba di Tanah Suci secara umum dalam keadaan sehat. Meski ada yang terserang penyakit, sifatnya ringan karena perubahan cuaca,” terang Syukri.
Dua jemaah yang meninggal dunia sebelum keberangkatan adalah Sapiin (64) dari Kecamatan Sakra Timur dan Siti Maryam dari Kabupaten Bima. Keduanya sempat masuk asrama haji dan dirujuk ke RSUD Provinsi NTB.
Keluarga dari jemaah yang wafat berhak menerima klaim asuransi sebesar biaya perjalanan ibadah haji (BIPIH) yang telah disetor, yaitu Rp56.764.801, selama kursi keberangkatan tidak dialihkan kepada ahli waris. “Nomor kursi bisa dipakai kembali oleh ahli waris,” kata Syukri.
Sementara itu, Kloter 7 yang dijadwalkan berangkat pada Jumat (9/5/2025) pukul 13.50 WITA dari Bandara Internasional Lombok terdiri dari 393 jemaah dan tujuh petugas. Kloter ini merupakan gabungan dari jemaah asal Lombok Tengah dan Lombok Timur. Calhaj tertua dari kloter ini adalah Makiah alias Kicah (93) dari Aikmel, Lombok Timur, sedangkan yang termuda adalah Badrul Munir (25) dari Masbagik, Lombok Timur. Sebanyak 108 orang dari kloter ini tergolong lansia.
Menurut Pelaksana Harian Kepala Pelayanan Kesehatan Embarkasi Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Mataram, Hairul Yamin, sebanyak 62,5 persen jemaah Kloter 7 termasuk dalam kategori risiko tinggi. Rinciannya, 48 orang berisiko tinggi berat, 72 orang berisiko sedang, 125 orang berisiko ringan, dan 144 orang dalam kondisi sehat. Satu orang calhaj juga disebut harus dirujuk ke RSUD Provinsi NTB karena mengalami hipertensi.