Sederet amalan di malam nisfu syaban yang dibahas dalam artikel ini dianjurkan dilakukan oleh umat muslim untuk menambah keimanan dan juga memperbanyak pahala di bulan yang suci
Malam Nisfu Syaban, yang jatuh pada malam ke-15 bulan Syaban dalam kalender Hijriah, merupakan malam yang penuh berkah dan ampunan bagi umat Islam.
Menurut kalender Hijriah Indonesia 2025, 1 Syaban 1446 H bertepatan dengan Sabtu, 1 Februari 2025. Sementara itu, malam Nisfu Syaban jatuh pada Kamis, 13 Februari 2025, setelah magrib, dan berlanjut hingga Jumat, 14 Februari 2025.
Dengan segala keutamaannya, umat Islam pun kerap kali menjadikan Nisfu Syaban sebagai momentum untuk meningkatkan ibadah dan menjalankan berbagai amalan, mulai dari membaca Al-Qur’an, berzikir, memperbanyak shalat sunnah, serta berdoa memohon ampunan dan kebaikan di dunia maupun akhirat.
Sederet Amalan di Malam Nisfu Syaban yang Bisa Dilakukan Umat Muslim
Meskipun tidak ada ketentuan khusus mengenai doa atau amalan tertentu, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah guna meraih keberkahan malam Nisfu Syaban.
Berikut ini adalah beberapa amalan di malam Nisfu Syaban yang dapat dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah:
1. Membaca Surah Yasin
Membaca Surah Yasin menjadi salah satu tradisi yang umum dilakukan pada malam Nisfu Syaban. Setelah membacanya, umat Islam biasanya melanjutkan dengan doa sebagai bentuk permohonan kepada Allah agar diberikan keberkahan dan kelancaran dalam hidup.
2. Mengerjakan Shalat Sunnah
Shalat sunnah, seperti tahajud dan hajat, sangat dianjurkan sebagai bagian dari amalan di malam Nisfu Syaban.
Setelah melaksanakan shalat, umat Islam dianjurkan untuk berdoa dengan penuh keikhlasan agar mendapatkan ampunan serta limpahan rahmat dari Allah.
3. Memperbanyak Dzikir dan Istighfar
Selain membaca Surah Yasin, memperbanyak dzikir dan istighfar juga merupakan amalan di malam Nisfu Syaban yang sangat dianjurkan.
Dengan memperbanyak dzikir dan memohon ampunan, seseorang dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah serta membersihkan hati dari dosa-dosa yang telah lalu.
4. Bersedekah
Bersedekah kepada sesama merupakan salah satu amalan utama di malam Nisfu Syaban.
Dengan berbagi rezeki kepada mereka yang membutuhkan, seseorang tidak hanya mendapatkan keberkahan tetapi juga menumbuhkan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan.
5. Memperbanyak Memanjatkan Doa
Doa yang dipanjatkan dengan penuh ketulusan menjadi inti dari ibadah pada malam Nisfu Syaban. Umat Islam dianjurkan untuk memohon ampunan, petunjuk, serta keberkahan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
Dengan memperbanyak doa, diharapkan dapat memperoleh kebaikan dan perlindungan dari Allah.
Malam Nisfu Syaban merupakan waktu yang sangat baik bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah dan mempersiapkan diri menjelang bulan suci Ramadhan.
Dengan menjalankan berbagai amalan di malam Nisfu Syaban, diharapkan kita semua mendapatkan keberkahan dan rahmat dari Allah SWT.
6. Membaca Doa Syekh Abdul Qadir al-Jilani
Berikut ini adalah doa yang dibaca di malam nisfu Sya’ban dari Syekh Abdul Qadir al-Jilani, yang mengutip doa dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ، مَصَابِيْحِ الْحِكْمَةِ وَمَوَالِيْ النِّعْمَةِ، وَمَعَادِنِ الْعِصْمَةِ، وَاعْصِمْنِيْ بِهِمْ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ. وَلَا تَأْخُذْنِيْ عَلَى غِرَّةٍ وَلَا عَلَى غَفْلَةٍ، وَلَا تَجْعَلْ عَوَاقِبَ أَمْرِيْ حَسْرَةً وَنَدَامَةً، وَارْضَ عَنِّيْ، فَإِنَّ مَغْفِرَتَكَ لِلظَّالِمِيْنَ، وَأَنَا مِنَ الظَّالِمِيْنَ، اللهم اغْفِرْ لِيْ مَا لَا يَضُرُّكَ، وَأَعْطِنِيْ مَا لَا يَنْفَعُكَ، فَإِنَّكَ الْوَاسِعَةُ رَحْمَتُهُ، اَلْبَدِيْعَةُ حِكْمَتُهُ، فَأَعْطِنِي السَّعَةَ وَالدَّعَةَ، وَالْأَمْنَ وَالصِّحَّةَ وَالشُّكْرَ وَالْمُعَافَاةَ، وَالتَّقْوَى، وَأَفْرِغِ الصَّبْرَ وَالصِّدْقَ عَلَيَّ، وَعَلَى أَوْلِيَائِيْ فِيْكَ، وَأَعْطِنِي الْيُسْرَ، وَلَا تَجْعَلْ مَعَهُ الْعُسْرَ، وَأَعِمَّ بِذَلِكَ أَهْلِيْ وَوَلَدِيْ وَإِخْوَانِيْ فِيْكَ، وَمَنْ وَلَدَنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi, Mashâbihil hikmati wa mawâlin ni’mati, wa ma‘âdinil ‘ishmati, wa‘shimni bihim min kulli sû-in, wa lâ ta’khudznî ‘alâ ghirratin wa lâ ‘ala ghaflatin, wa lâ taj‘al ‘awâqiba amri hasratan wa nadâmatan, wardla ‘annî, fainna maghfirataka lidh dhâlimin, wa anâ minadh dhâlimîna, allâhumma ighfir lî mâ lâ yadlurruka, wa a‘thinî mâ lâ yanfa’uka, fainnaka al-wâsi’atu rahmatuhu, al-badî‘atu hikmatuhu, fa a‘thini as-sa‘ata wad da‘ata, wal-amna wash-shihhata wasy-syukra wal-mu‘âfata wattaqwa, wa afrighiash-shabra wash-shidqa ‘alayya, wa ‘alâ auliyâi fîka, wa a‘thinî al-yusra, walâ taj‘al ma‘ahu al-‘usra, wa a‘imma bi dzâlika ahlî wa waladî wa ikhwanî fîka, wa man waladanî minal muslimîna wal muslimâti wal mu’minîna wal mu’minâti.
Artinya: “Ya Allah limpahkan rahmat ta’dhim-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, lampu-lampu hikmah, tuan-tuan nikmat, sumber-sumber penjagaan. Jagalah aku dari segala keburukan lantaran mereka, janganlah engkau hukum aku atas kelengahan dan kelalaian, janganlah engkau jadikan akhir urusanku suatu kerugian dan penyesalan, ridhailah aku, sesungguhnya ampunanMu untuk orang-orang zhalim dan aku termasuk dari mereka, ya Allah ampunilah bagiku dosa yang tidak merugikanMu, berilah aku anugerah yang tidak memberi manfaat kepadaMu, sesungguhnya rahmat-Mu luas, hikmah-Mu indah, berilah aku kelapangan, ketenangan, keamanan, kesehatan, syukur, perlindungan (dari segala penyakit) dan ketakwaan. Tuangkanlah kesabaran dan kejujuran kepadaku, kepada kekasih-kekasihku karena-Mu, berilah aku kemudahan dan janganlah jadikan bersamanya kesulitan, liputilah dengan karunia-karunia tersebut kepada keluargaku, anaku, saudar-saudaraku karena-Mu dan para orang tua yang melahirkanku dari kaum muslimin muslimat, serta kaum mukiminin dan mukminat.” (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, juz 3, hal. 249)
7. Membaca Ayatul Hirsh (Surat at-Taubah Ayat 128-129)
Melansir dari NU Online, Imam al-Quthb Sayyidi Abu Ali al-Ahsan al-Ba’qiliy al-Maghribiy mengutip dalam kitab Ira’ah Arais Syumus Falak al-Haqaiq al-Irfaniyah perkataan al Quthb al-Maktum Sayyidi Syekh Ahmad at-Tijani Radhiyallahu anhu:
ﻣﻦ ﻗﺮﺃ ﺁﻳﺔ ﺍﻟﺤﺮﺹ ٥٠٠ ﻣﺮﺓ ﻓﻲ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻟﻢ ﻳﺴﺌﻞ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻩ
Artinya: ”Siapa yang membaca ayat al-Hirhs sebanyak 500 kali pada malam nisfu Sya’ban, tidak akan mendapat pertanyaan malaikat di alam kubur.”
8. Berpuasa di Hari Nisfu Syaban
Setelah melakukan berbagai amalan di malam Nisfu Syaban, Puasa Nisfu Syaban yang dilakukan keesokan harinya, yaitu tepat pada tanggal 15 Syaban dapat menjadi penyempurna amalan umat muslim di bulan Syaban.
Tata cara melaksanakan puasa ini sama seperti puasa sunnah biasa, yaitu membaca niat, melaksanakan sahur, berpuasa dan mengamalkan kebaikan, serta berbuka puasa apabila sudah waktunya.