JAKARTA – Indonesia merayakan kembalinya warisan budaya berharga keris Pangeran Diponegoro (Nogo Siluman) dan keris Teuku Umar resmi dipulangkan dari Belanda.
Artefak bersejarah ini, simbol perjuangan para pahlawan nasional, akan menjadi daya tarik utama di Museum Nasional Indonesia, memperkaya narasi sejarah bangsa dan mengundang antusiasme publik.
Pengumuman bersejarah ini disampaikan Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada Rabu (1/10/2025), menyusul keberhasilan diplomasi budaya dalam kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Belanda pada 26 September 2025. Pertemuan dengan Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima di Istana Huis ten Bosch, Den Haag, menghasilkan kesepakatan repatriasi sejumlah artefak, dengan keris-keris pahlawan ini menjadi sorotan utama.
Diplomasi Sukses Kembalikan Keris Bersejarah
Fadli Zon menegaskan komitmen pemerintah untuk memulangkan benda-benda bersejarah yang diambil pada masa kolonial.
“Kita dengan menerima artefak-artefak penting, fosil, dan kita juga terus melakukan repatriasi benda-benda bersejarah kita, termasuk keris-keris dari tokoh-tokoh pahlawan nasional kita. Ada keris Teuku Umar nanti yang rencananya akan kembali, keris dari Diponegoro yang Nogo Siluman masih ada di sana,” ujar Fadli.
Keris Nogo Siluman milik Diponegoro, yang menjadi lambang perlawanan terhadap penjajahan Belanda, dan keris Teuku Umar, simbol keberanian pahlawan Aceh, memiliki nilai sejarah tak ternilai.
“Kemudian, keris Sultan… keris Sultan Madura, dan banyak lagi keris-keris bersejarah, dan juga perangkat yang waktu itu disita oleh Belanda di dalam sejumlah peperangan, itu akan kita minta kembali. Sudah ada daftarnya yang sudah dibicarakan, memang ada *provenance research*,” tambah Fadli, menjelaskan proses penelitian asal-usul artefak yang sedang berlangsung.
Pameran di Museum Nasional: Warisan Pahlawan Hidup Kembali
Keris-keris legendaris ini akan segera dipamerkan di Museum Nasional, Jakarta, untuk memperkenalkan kembali kejayaan perjuangan para pahlawan kepada masyarakat.
“Rencananya akan kita ekshibit di Museum Nasional,” tegas Fadli Zon.
Pameran ini diharapkan menjadi magnet wisata budaya, menarik minat generasi muda untuk mempelajari sejarah perjuangan bangsa secara langsung.
Proses repatriasi ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan.
“Jadi ada research yang sedang berlangsung, nanti secara bertahap ini akan kembali juga ke Indonesia,” jelas Fadli.
Kesepakatan ini menandai langkah besar dalam rekonsiliasi sejarah, mengembalikan identitas budaya Indonesia yang telah lama berada di luar negeri.
Kembalinya keris Diponegoro dan Teuku Umar bukan sekadar pengembalian benda, tetapi simbol kebanggaan nasional. Museum Nasional kini bersiap menjadi panggung bagi warisan heroik ini, siap menyapa pengunjung dari dalam dan luar negeri.




