JAKARTA – Indonesia akhirnya menorehkan capaian penting di sektor pangan setelah berhasil mencapai swasembada beras nasional tahun 2025.
Hal tersebut, sebagaimana diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu (15/10/2025).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional tahun ini mencatatkan surplus antara 4 hingga 5 juta ton, sebuah angka yang menunjukkan kemandirian pangan Indonesia di tengah tantangan iklim dan fluktuasi global.
Zulhas menjelaskan bahwa produksi beras sepanjang Januari hingga November 2025 diperkirakan mencapai 33,19 juta ton, naik 12,62 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, atau meningkat sekitar 3,72 juta ton dari tahun 2024.
“Sampai akhir tahun, kata BPS, bukan kata saya, kita akan surplus kira-kira 4 sampai 5 juta (ton). Jadi boleh kita katakan, tahun ini kita sudah bisa mengatakan Indonesia swasembada pangan khusus untuk beras,” ujar Zulhas di ICE BSD, Tangerang, Rabu.
Selain surplus produksi, Zulhas mengungkapkan bahwa pemerintah juga telah mempercepat proyek cetak sawah di Merauke, Papua Selatan, sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) Wanam di Distrik Ilwayab yang menyiapkan 481 ribu hektare lahan baru untuk mendukung kemandirian pangan dan energi nasional.
Kerja sama antara PT Agrinas Pangan Nusantara, BUMN di sektor pangan, dengan pelaksana proyek sedang dalam tahap finalisasi kontrak untuk segera merealisasikan pembangunan sawah baru di kawasan tersebut.
PSN Wanam disebut berperan strategis sebagai penopang swasembada pangan nasional sekaligus memperkuat ketahanan energi berbasis pertanian di wilayah timur Indonesia.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa Indonesia bahkan bisa mencapai swasembada penuh dalam dua hingga tiga bulan ke depan, yakni pada Desember 2025 hingga Januari 2026, sesuai target Presiden Prabowo Subianto agar kemandirian pangan dapat terwujud dalam waktu setahun.
Capaian ini diklaim sebagai hasil dari reformasi besar di sektor pertanian, mulai dari distribusi pupuk langsung ke petani, pembenahan irigasi, penyaluran alat dan mesin pertanian (alsintan), hingga penyederhanaan regulasi dan percepatan cetak sawah baru di berbagai daerah.
Dengan keberhasilan ini, Indonesia meneguhkan posisinya sebagai negara agraris yang mampu mandiri di bidang beras, menandai babak baru dalam pembangunan ketahanan pangan nasional di era pemerintahan Prabowo.***