Ledakan di SMA Negeri 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat (7/11/2025) menjadi salah satu insiden sekolah paling tragis tahun ini. Terjadi tepat saat salat Jumat, kejadian ini melukai puluhan siswa dan guru, tapi untungnya tak ada korban jiwa. Polisi masih mendalami motifnya, termasuk dugaan pelaku sebagai korban bullying.
Berikut fakta-fakta menarik yang terungkap hingga 9 November 2025, berdasarkan laporan resmi dan saksi mata:
1. Waktu dan Lokasi yang Dramatis
Ledakan pertama meletus pukul 12.09-12.15 WIB di masjid sekolah, saat khutbah Jumat kedua sedang berlangsung. Siswa dan guru baru saja duduk untuk salat, membuat kepanikan langsung meledak. Ledakan kedua terjadi di kantin belakang sekolah, diduga dari bom rakitan. Sekolah ini berada di kompleks Kodamar TNI AL, jadi prajurit langsung bantu evakuasi—seperti adegan film aksi.
2. Korban Luka Capai 96 Orang, Mayoritas Remaja
Total korban luka mencapai 96, termasuk siswa di bawah 18 tahun dan staf sekolah. Sebanyak 21 sudah pulang setelah perawatan ringan, 33 masih dirawat (4 dioperasi), dan 29 di tiga RS utama seperti RS Yarsi dan RS Islam Cempaka Putih. Luka utama: bakar, serpihan, dan trauma. Menteri Sosial Gus Ipul jenguk korban, dan Kemensos siapkan trauma healing untuk pulihkan mental mereka.
3. Pelaku: Siswa Kelas 12 yang Pendiam dan Suka Video Gore
Terduga pelaku adalah siswa kelas 12 berusia 17 tahun dari sekolah yang sama. Ia dikenal pendiam, sering menyendiri, dan suka tonton video gore (kekerasan ekstrem). Foto pelaku viral karena tertangkap dekat “senjata” pasca-ledakan. Ia juga luka parah dan dirawat di ICU—diduga sengaja coba bunuh diri setelah aksi. Polisi geledah rumahnya di Cilincing, temukan dua benda mirip senjata api (AK-47 dan Glock), tapi ternyata mainan airsoft gun dengan tulisan kontroversial.

4. Dugaan Motif Balas Dendam Bullying: Dari Korban Jadi Pelaku?
Ini fakta paling mengguncang—siswa seperti S (kelas XI) bilang pelaku diduga korban bullying berat, yang ingin balas dendam tapi “malah ke semuanya”. Ia disebut sering dirundung teman, memicu aksi ini. Kapolri Listyo Sigit Prabowo konfirmasi polisi dalami motif bullying, tapi Mensos Gus Ipul minta jangan spekulasi dulu. Anggota DPR Ratih Singkarru tekankan: Ini harus jadi pelajaran soal kesehatan mental di sekolah.
5. Bom Rakitan dari Speaker: Tiga Jenis, Dua Meledak
Saksi Sena bilang ada tiga bom rakitan—dua meledak, satu gagal. Sumbernya diduga dari speaker masjid yang dimodifikasi jadi bom molotov atau rakitan sederhana. Tim Gegana sisir lokasi, pastikan aman. Wamenpolkam bilang ini bukan terorisme, tapi aksi individu—senjata mainan juga cuma props.
6. Respons Cepat Pemerintah: Dari Evakuasi hingga Trauma Healing
TNI AL bantu angkut korban, sekolah tutup sementara, dan PBM hybrid mulai pekan depan. Menteri PPPA Arifah Fauzi janji dukung psikolog, sementara Kapolri minta warga peduli bullying. Di X, #LedakanSMAN72 trending, netizen prihatin soal keamanan sekolah dan pencegahan perundungan.




