NTT – Kapal survei hidrografi TNI Angkatan Laut KRI Spica-934 dan kapal survei Angkatan Laut Australia HMAS Leeuwin A 245 resmi memasuki tahap Sea Phase latihan bersama Coordinated Hydrographic Survey Exercise (CHSE) 2025 di perairan Laut Timor, tepat di wilayah perbatasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia-Australia.
Latihan fase laut yang digelar di kawasan strategis tersebut memfokuskan pada serangkaian uji coba peralatan hidrografi canggih serta manuver taktis kapal perang.
Beberapa serial hidrografi yang dilaksanakan meliputi Multibeam Echo Sounder (MBES) Exercise, Single Beam Echo Sounder (SBES) Exercise, Side Scan Sonar (SSS) Exercise, Conductivity Temperature Depth (CTD) Exercise, Tide Gauge Exercise, Meteorology Exercise, hingga Seabed Sampling Exercise.
Selain aspek teknis survei, kedua kapal juga melaksanakan latihan standar angkatan laut seperti Flaghoist, Flashing Light Exercise, Tactical Manoeuvre, Officer of The Watch Exercise, Publication Exercise, Damage Control Exercise, serta Night Shipping in Convoy.
Kombinasi latihan ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan teknis hidrografi sekaligus memperkuat interoperabilitas dan profesionalisme prajurit TNI AL dan Royal Australian Navy (RAN).
Setelah Sea Phase selesai, KRI Spica-934 dan HMAS Leeuwin A 245 akan berlayar dalam formasi konvoi menuju Kupang untuk melanjutkan Harbour Phase di Komando Daerah Angkatan Laut (Koarmada) VII Kupang.
Di fase darat tersebut akan digelar kegiatan olahraga bersama, kunjungan antar-kapal (Ship Visit Exchange), kunjungan perwira senior, serta Subject Matter Expert Exchange (SMEE) khusus bidang hidrografi untuk memperdalam pertukaran ilmu dan pengalaman.
Latihan CHSE TNI AL – RAN 2025 ini menjadi wujud nyata komitmen Indonesia dan Australia dalam mempererat kerja sama maritim bilateral, sekaligus meningkatkan akurasi data hidrografi yang krusial bagi keselamatan pelayaran dan keamanan wilayah perbatasan laut kedua negara.
Kerja sama hidrografi Indonesia-Australia yang rutin digelar setiap tahun ini kembali menegaskan pentingnya pemutakhiran peta laut di kawasan Indo-Pasifik, terutama di jalur strategis Laut Timor yang menjadi salah satu arteri perdagangan maritim global.




