DEPOK – Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo memerintahkan Korps Brimob Polri untuk terus meningkatkan kapabilitas tempur sekaligus kemampuan pendekatan kemanusiaan dalam menghadapi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Perintah ini disampaikan langsung saat syukuran Hari Ulang Tahun ke-80 Korps Brimob di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jumat (14/11/2025).
Dalam arahannya, Jenderal Listyo menegaskan bahwa ancaman KKB Papua masih sangat nyata. Saat ini terpantau 24 jaringan aktif yang terus berkembang dan menyebar hampir di setiap provinsi di Tanah Papua.
“Kita masih menghadapi ada kelompok KKB Papua yang saat ini jumlahnya juga terus ada, terpantau 24 jaringan dan ini juga terus bisa bertambah. Demikian juga kelompok KKB yang hampir di setiap provinsi ada dan terdeteksi, dan mereka menjadi bagian yang selalu mengarahkan terkait dengan kemerdekaan ataupun referendum,” kata dia, Jumat (14/11/2025).
Mantan Kapolda Banten itu menekankan pentingnya keseimbangan antara pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lembut (soft approach) dalam Operasi Damai Cartenz.
“Rekan-rekan tentunya tampil untuk ikut terlibat langsung dalam Satgas Operasi Damai Cartenz dan rekan-rekan tentunya harus selalu memiliki kemampuan baik yang bersifat hard approach, kemampuan untuk berperang di dalam hutan,” ujarnya.
“Namun juga rekan-rekan harus memiliki kemampuan soft approach sehingga pendekatan-pendekatan kemanusiaan juga terus kita lakukan, baik dengan melibatkan tokoh-tokoh daerah, tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh adat, sehingga kemudian situasi kamtibmas bisa kita kendalikan. Di satu sisi, pendekatan kita juga bisa mengurangi potensi terjadinya korban,” sambung Jenderal Listyo.
Kapolri juga mendorong Brimob untuk belajar dari pasukan polisi khusus negara lain yang memiliki keunggulan tertentu.
“Mana yang belum kita miliki tentunya silakan untuk rekan-rekan terus melaksanakan study banding peningkatan kemampuan,” pungkasnya.
Perintah ini menjadi sinyal kuat bahwa Polri akan terus mengintensifkan operasi penegakan hukum di Papua dengan strategi ganda: tegas terhadap pelaku kekerasan bersenjata, namun tetap humanis terhadap masyarakat sipil.




