Lewis Hamilton disebut “kehilangan fokus” hingga mengalami kualifikasi yang memalukan di Grand Prix F1 Las Vegas, menurut klaim Jenson Button.
Pembalap tujuh kali juara dunia itu harus menerima hasil pahit setelah mencatat posisi ke-20—terbawah—berdasarkan kecepatan murni untuk pertama kalinya sepanjang karier F1-nya dalam sesi kualifikasi basah di Las Vegas.
Hamilton menyalahkan tersingkirnya ia di Q1 pada miskomunikasi, setelah ia melihat lampu merah ketika melintasi garis di akhir putaran. Namun Jenson Button, juara dunia F1 2009 sekaligus mantan rekan setim Hamilton, menilai bahwa sang pembalap Ferrari tersebut melakukan kesalahan sendiri.
“Aku rasa setiap pembalap seharusnya mengerti seluruh regulasi. Sangat sulit sebagai pembalap; kalau kamu melihat lampu merah berkedip di depan, refleksnya kamu pikir sesi sudah selesai,” kata Button kepada Sky Sports F1.
“Tapi garis timing itu jelas berada sebelum gantry tersebut, dan dia tahu itu karena waktu lap sebelumnya selalu muncul di dashboard.”
Button menambahkan bahwa kondisi trek yang sulit bisa saja membuat Hamilton hilang fokus.
“Ketika situasinya seberat itu di luar sana dan semuanya terjadi begitu cepat, mungkin dia justru merasa sesi harusnya sudah selesai. Tapi menurutku dia kehilangan fokus soal apa yang benar sebelum memulai lap berikutnya.”
Ketika ditanya apakah ia akan membela Hamilton, Button menjawab:
“Tidak. Kesalahan ini tricky, dan dia bukan yang pertama melakukannya.”
Pembelaan untuk Ferrari
Pakar strategi F1, Bernie Collins, justru membela tim Ferrari. Menurutnya, komunikasi dari pit wall sebenarnya cukup jelas.
“Dari radio tim terdengar adanya kebingungan soal lampu merah,” jelas Collins. “Pada lap sebelumnya, pit wall sudah mengingatkan bahwa waktunya akan sangat mepet untuk memulai satu lap lagi, dan mereka memintanya tetap mendorong.”
Itu, kata Collins, sudah menjadi tanda jelas bagi pembalap bahwa:
-
Dia belum aman untuk lolos, dan
-
Masih ada peluang memulai satu lap terakhir jika tetap memaksakan diri.
Saat Hamilton melintasi garis, ia bertanya, “Apakah aku aman?”
Engineer-nya menjawab, “Tidak, terus dorong.”
Hamilton lalu berkata, “Aku dapat lampu merah.”
Engineer kembali menjawab, “Terus dorong.”
“Tapi saat itu sudah terlambat,” kata Collins. “Ia sudah diberi informasi sebelumnya bahwa ia harus tetap menekan. Ketika dia melihat lampu merah, mungkin dia pikir Ferrari salah timing atau ia tak sempat melewati bendera.”
Hamilton pun langsung mengangkat gas, yang membuat lap tersebut tak lagi berguna.
“Begitu pembalap mengangkat kaki dari pedal gas, percuma memintanya push lagi karena lap itu sudah hilang,” tambah Collins.
Menurut Collins, rangkaian faktor yang saling bertabrakan membuat situasinya kacau, namun dari sisi Ferrari, informasi yang diberikan sebenarnya sudah tepat.