JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), kembali memberikan penjelasan mengenai kelanjutan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya di bawah pemerintahan saat ini.
Menurut AHY, proyek kereta cepat ini tergolong proyek besar yang memerlukan perencanaan yang sangat matang. Ia menegaskan bahwa fase awal pembangunan harus dilakukan dengan perhitungan yang cermat. “Masih kita hitung, masih kita pelajari. Ini proyek yang besar, harus benar-benar menghitung dengan cermat. Kami akan melibatkan banyak pihak stakeholders untuk bisa membuat perencanaan yang matang,” kata AHY di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta, pada Rabu (25/12).
Sementara itu, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi, menambahkan bahwa proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya masih dalam tahap pembahasan dan prastudi. Ia mengungkapkan bahwa belum ada kepastian mengenai kapan proyek besar ini akan dimulai. “Kita masih prastudi ya, semuanya masih dibahas oleh semua stakeholder,” ujarnya.
Meski masih dalam tahap pembahasan, pemerintah Indonesia telah mengungkapkan rencana proyek ini kepada publik internasional. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, bahkan telah menawarkan proyek tersebut kepada Asian Infrastructure and Investment Bank (AIIB) untuk mendapatkan dukungan pembiayaan.
Airlangga juga menawarkan beberapa proyek lain, seperti pembangunan tembok laut raksasa di Pantai Utara (Pantura) Jawa dan proyek transisi energi, untuk mendapatkan dukungan pembiayaan dari AIIB. “Konektivitas di selatan Pulau Jawa menawarkan peluang ekonomi baru yang perlu mendapat perhatian,” kata Airlangga sebelumnya.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan bahwa studi kelayakan untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya tidak akan selesai pada tahun ini. Artinya, proyek ini diperkirakan akan dilanjutkan pada era pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Saat ini, proyek tersebut berada pada tahap pra-feasibility study (FS), yang berarti masih ada proses panjang hingga masuk ke studi kelayakan, tender, dan pelaksanaan proyek. Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati, memastikan bahwa proses ini tidak akan selesai sebelum kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) berakhir pada Oktober 2024.
“Kereta Cepat Jakarta-Surabaya saya harus sampaikan enggak mungkin selesai tahun ini,” ujar Adita di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, pada Selasa (21/5/2024).
Dia menambahkan bahwa proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang baru beroperasi pada September 2023 lalu memakan waktu yang cukup panjang. Oleh karena itu, proyek lanjutan ke Surabaya diperkirakan juga akan memerlukan waktu yang tidak singkat. “Kita belajar dari Jakarta-Bandung itu juga relatif cukup panjang ya prosesnya. Jadi memang ini masih suatu proses yang masih panjang,” tegasnya.
Untuk mempercepat pelaksanaan megaproyek ini, pemerintah telah membentuk tim khusus yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Tim ini diharapkan dapat mempercepat realisasi proyek kereta cepat ini.