BANDUNG – Usai arus mudik Lebaran, Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar), mulai mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan lonjakan pendatang yang berisiko meningkatkan urbanisasi. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung pun menyiapkan berbagai langkah strategis untuk mengendalikan masuknya penduduk baru ke kota tersebut.
“Setiap tahun, urbanisasi selalu terjadi. Misalnya, yang berangkat dua, yang kembali bisa lima orang. Oleh karena itu, di setiap pintu masuk kendaraan umum, kami melakukan pemeriksaan dan pelaporan secara khusus, terutama untuk administrasi kependudukan,” ujar Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, dilansir dari MI, Rabu (2/4/2025).
Meskipun pengawasan ketat telah dilakukan, Farhan mengakui masih ada sejumlah pendatang yang berhasil lolos. Untuk itu, Pemkot Bandung juga berencana menyisir wilayah-wilayah yang kerap menjadi tempat penampungan pendatang baru.
“Kami juga telah menyiapkan pos pengawasan di lokasi strategis, seperti terminal dan stasiun, hingga H+7 Lebaran, tepatnya 8 April 2025,” jelas Farhan.
Menurutnya, setelah 8 April 2025, Pemkot Bandung akan mulai mengevaluasi langkah-langkah tersebut. Farhan menegaskan bahwa pihaknya ingin memastikan arus masuk pendatang dapat lebih terkendali demi kenyamanan warga Bandung.
“Tujuan kami adalah memastikan arus balik berlangsung lancar, termasuk terkait administrasi kependudukan,” ujar Farhan.
Selanjutnya, pos pengawasan tersebut juga akan bertugas menyisir pendatang yang belum terdaftar secara resmi. Ini dilakukan untuk menghindari lonjakan urbanisasi yang tidak terkendali. Posko pengawasan tersebut akan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) dan kepolisian untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas serta mengawasi potensi gangguan keamanan di titik-titik rawan.