GAZA, PALESTINA – Hamas mengumumkan telah menerima jaminan dari Amerika Serikat bahwa konflik bersenjata di Jalur Gaza telah berakhir. Pernyataan ini disampaikan menyusul serangkaian pembicaraan intensif yang melibatkan berbagai pihak untuk meredakan ketegangan di wilayah tersebut.
Dalam keterangan resmi, Ismail Haniyeh, pimpinan Biro Politik Hamas, menyatakan, “Kami telah menerima jaminan dari pihak Amerika bahwa perang telah berakhir dan tidak akan ada lagi agresi ke Jalur Gaza.” Haniyeh menegaskan bahwa Hamas tetap berkomitmen menjaga stabilitas, namun akan terus waspada terhadap potensi pelanggaran kesepakatan.
Meski demikian, kabar ini belum dikonfirmasi secara resmi oleh pemerintah Amerika Serikat. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa pihaknya terus mendorong dialog damai antara Israel dan Palestina, tanpa memberikan pernyataan spesifik terkait jaminan yang disebutkan Hamas.
Konflik di Gaza telah merenggut ribuan nyawa dan menyebabkan kerusakan infrastruktur yang parah sejak eskalasi dimulai. Data dari Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan lebih dari 40.000 warga sipil tewas akibat serangan udara dan operasi militer selama setahun terakhir. Pengumuman ini memicu harapan akan gencatan senjata permanen, meski ketegangan masih membayangi.
Sumber diplomatik yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa perundingan di Kairo dan Doha dalam beberapa pekan terakhir menjadi kunci tercapainya kesepakatan awal.
“Ada kemajuan signifikan, tapi semua pihak harus tetap berkomitmen,” ujarnya.
Situasi di lapangan masih rawan, dengan laporan sporadis tentang pelanggaran gencatan senjata. Warga Gaza kini berharap kesepakatan ini dapat membuka jalan bagi masuknya bantuan kemanusiaan dan pemulihan wilayah yang porak-poranda. Pihak Israel belum memberikan tanggapan resmi terkait klaim Hamas.
Analis politik menilai, keberhasilan kesepakatan ini bergantung pada implementasi di lapangan dan kerja sama internasional untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.





