Pada Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2024 yang akan diselenggarakan di Kota Solo pada 6 hingga 13 Oktober, para atlet Paralimpiade yang berangkat ke Paris dengan dukungan Bayan Peduli dan PT Bayan Resources Tbk ini hanya diperbolehkan mengikuti nomor pertandingan di kategori elite. Kebijakan ini diberlakukan untuk mendorong regenerasi atlet dan memberi kesempatan kepada atlet-atlet baru untuk berkembang. Sebanyak 3.100 atlet dari 34 kontingen daerah akan berlaga di Peparnas 2024, termasuk 35 atlet yang sebelumnya berkompetisi di Paralimpiade 2024 Paris.
Beberapa nama besar yang turut berpartisipasi di Peparnas 2024 termasuk Leani Ratri Oktila, peraih medali emas bulu tangkis Paralimpiade, yang akan membela kontingen Riau, serta pasangan gandanya, Hikmat Ramdani, yang akan memperkuat Jawa Barat. Selain itu, peraih medali perak di cabang atletik, Saptoyogo Purnomo, akan tampil membela Jawa Tengah.
Namun, mereka hanya diperbolehkan bertanding di kategori elite. “Tidak adil jika atlet yang rutin menjalani pelatihan nasional diadu dengan atlet yang tidak menjalani latihan seintens mereka,” kata Ketua Umum National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, Senny Marbun, dalam keterangannya pada Selasa (17/9/2024).
Wakil Sekretaris Jenderal NPC Indonesia, Rima Ferdianto, juga menekankan pentingnya kehadiran atlet-atlet Paralimpiade di Peparnas, terutama untuk memberikan gambaran kepada atlet baru tentang level kompetisi internasional. Meski begitu, pembatasan bagi atlet elite di Peparnas dilakukan untuk menjaga fokus Peparnas sebagai ajang pencarian bakat dari daerah-daerah.
“Tujuan Peparnas adalah menemukan provinsi yang berhasil membina atlet baru, bukan yang hanya membeli atlet terbaik,” ujar Rima. Atlet yang pernah mewakili Indonesia di ASEAN Para Games dan Asian Para Games juga masuk dalam kategori elite, yang membatasi mereka hanya boleh mengikuti satu nomor pertandingan. Atlet nasional pun bisa ikut serta di nomor pertandingan kategori elite, namun atlet elite tidak diperbolehkan turun di kategori nasional.
“Kehadiran mereka sangat dibutuhkan untuk memberi contoh kepada atlet baru, sekaligus menjaga tanggung jawab pembinaan di daerah masing-masing,” tambah Rima.