DHAKA – Hujan monsun lebat yang mengguyur wilayah pesisir Cox’s Bazar di tenggara Bangladesh telah menyebabkan kerusakan parah di kamp-kamp pengungsi Rohingya. Lebih dari 1.400 rumah milik pengungsi dilaporkan rusak akibat banjir dan longsor. Dalam dua hari terakhir, setidaknya 53 kejadian tanah longsor tercatat terjadi di 33 kamp pengungsian, yang mengakibatkan seorang pengungsi meninggal dunia dan 11 lainnya terluka akibat sambaran petir.
Menurut UNHCR, lembaga PBB yang bertanggung jawab atas pengungsi, kejadian ini menunjukkan pentingnya upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan mendesak pengungsi Rohingya. “Hujan monsun yang deras sekali lagi menyoroti kebutuhan kritis para pengungsi Rohingya,” ungkap UNHCR dalam pernyataannya, Senin malam (2/6/2025).
Lebih dari 1,3 juta pengungsi Rohingya kini mencari perlindungan di distrik Cox’s Bazar setelah melarikan diri dari kekerasan militer Myanmar pada 2017. “Lereng yang curam, banjir, dan tempat penampungan yang padat penduduk adalah kombinasi yang sangat berbahaya, terutama dengan angin kencang yang bisa semakin melemahkan tempat-tempat penampungan yang hanya terbuat dari bambu dan terpal,” kata Juliet Murekeyisoni, Perwakilan Sementara UNHCR di Bangladesh.
Kondisi ini semakin diperburuk oleh kepadatan yang sangat tinggi di kamp-kamp pengungsi, yang terus semakin sesak dengan kedatangan ribuan pengungsi baru setelah melarikan diri dari kekerasan dan penganiayaan yang ditargetkan di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Kekurangan dana yang sangat kritis juga menjadi tantangan besar dalam upaya memenuhi kebutuhan mendesak serta melakukan persiapan menghadapi bencana alam.
“Mempersiapkan diri menghadapi bencana-bencana ini bukan sekadar penting, ini menyangkut penyelamatan nyawa,” ujar Gwyn Lewis, Koordinator Residen PBB, yang berada di kamp-kamp pengungsi di Cox’s Bazar.
Persiapan untuk menghadapi musim monsun biasanya dimulai sebelum bulan Mei. Namun, karena kekurangan dana, mitra lembaga bantuan tidak dapat melaksanakan tindakan tersebut secara maksimal. Rencana Tanggap Bersama PBB untuk situasi pengungsi Rohingya telah mengajukan permohonan dana sebesar 934,5 juta dolar AS (sekitar Rp15,2 triliun), namun hingga kini baru 20 persen dari total dana yang dibutuhkan berhasil terkumpul.
Dengan kondisi yang semakin memprihatinkan, bantuan kemanusiaan dan dukungan yang lebih besar dari komunitas internasional sangat dibutuhkan untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan para pengungsi Rohingya yang terjebak dalam kondisi yang semakin sulit ini.