Sepanjang sejarah, beberapa fenomena banjir terbesar di Indonesia telah menelan banyak korban dan menyebabkan kerugian besar.
Hingga kini, bencana banjir masih menjadi ancaman serius di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di daerah yang berada di bantaran sungai.
Salah satu peristiwa terbaru terjadi di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Banjir melanda wilayah tersebut pada Rabu (26/2/2025) malam.
Hujan deras selama lebih dari lima jam menyebabkan Sungai Sa’dan meluap dan merendam pemukiman warga. Beberapa wilayah terdampak parah, seperti Rantelemo, Siguntu, Pasar Makale, Kelurahan Bombongan, dan Kelurahan Ariang di Kecamatan Makale. Akibatnya, lalu lintas di sekitar Pasar Makale lumpuh, dan akses menuju beberapa titik terputus.
Fenomena ini mengingatkan kembali tentang daftar panjang banjir terbesar di Indonesia yang pernah terjadi dengan dampak signifikan, baik dari segi korban jiwa maupun kerusakan infrastruktur.
Dalam artikel ini, Garuda TV akan membahas delapan peristiwa banjir terbesar yang memiliki korban jiwa terbanyak di Indonesia, sebagai pengingat akan pentingnya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan menghadapi curah hujan ekstrem.
Banjir Terbesar di Indonesia Sepanjang Sejarah
Berikut adalah daftar banjir terbesar di Indonesia yang pernah tercatat dalam sejarah:
1. Banjir Jambi (1955)
Banjir yang melanda Jambi pada Januari-Februari 1955 menjadi salah satu peristiwa banjir terbesar di Indonesia sepanjang sejarah.
Laporan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencatat bahwa Jambi beberapa kali mengalami banjir besar, tetapi banjir pada 1955 adalah yang paling mengerikan.
Hujan deras yang berlangsung selama 10 hari sejak 28 Januari menyebabkan Sungai Muara Tembesi meluap hingga mencapai ketinggian 4 meter.
Akibatnya, 80% rumah di Jambi terendam, ribuan warga mengungsi, dan sekitar 42 ribu hektare sawah rusak, termasuk 6 ribu hektare sawah yang padinya masih kecil mengalami kerusakan parah.
2. Banjir Bohorok (2003)
Banjir terbesar di Indonesia juga terjadi pada 2 November 2003 di kawasan ekowisata Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Sungai Bohorok meluap akibat hujan deras, menyebabkan 157 orang tewas, termasuk 6 turis mancanegara, serta 82 orang lainnya dinyatakan hilang.
Selain faktor curah hujan tinggi, banjir ini juga dipicu oleh aktivitas penebangan liar yang menyebabkan degradasi hutan di daerah hulu.
Masyarakat sempat mengaitkan bencana ini dengan penyelewengan fungsi kawasan wisata, tetapi faktor utama tetap pada kerusakan lingkungan yang memperparah dampak banjir.
3. Banjir Jakarta (2007)
Sebagai ibu kota, Jakarta kerap dilanda banjir, tetapi banjir terbesar di Indonesia yang terjadi di Jakarta pada Februari 2007 menjadi yang paling parah. Hujan deras yang turun sejak 1 Februari menyebabkan 60% wilayah Jakarta terendam dengan ketinggian air mencapai 5 meter.
Faktor utama banjir ini adalah curah hujan ekstrem dan sistem drainase yang buruk. Akibatnya, 80 orang meninggal dunia akibat terseret arus, tersengat listrik, dan sakit.
Selain itu, banjir ini juga melumpuhkan perekonomian Jakarta dengan kerugian mencapai Rp4,3 triliun serta menyebabkan 320.000 warga mengungsi.
4. Banjir Wasior, Papua Barat (2010)
Banjir terbesar di Indonesia selanjutnya terjadi di Wasior, Papua Barat, pada 4 Oktober 2010. Hujan deras yang terus mengguyur sejak 2 Oktober menyebabkan Sungai Batang Salai meluap dan menghancurkan infrastruktur penting, termasuk rumah, jembatan, dan rumah sakit.
Banjir ini juga memutus jalur komunikasi dan jaringan listrik. Berdasarkan laporan media, 158 orang meninggal dunia, 145 orang dinyatakan hilang, serta ratusan warga harus mengungsi akibat bencana ini.
5. Banjir Tangse, Aceh (2011)
Banjir bandang yang terjadi di Tangse, Pidie, Aceh, pada 10 Maret 2011 masuk dalam daftar banjir terbesar di Indonesia. Penyebab utama banjir ini adalah hujan deras yang turun selama empat hari berturut-turut dan diperparah oleh aktivitas pembalakan liar di kawasan hutan Tangse.
Akibatnya, banjir membawa kayu gelondongan yang menghancurkan rumah dan infrastruktur seperti jembatan antar desa. Laporan menyebutkan bahwa 24 orang meninggal dunia, sementara 102 rumah mengalami kerusakan berat maupun ringan.
6. Banjir Bandang Mandailing Natal (2018)
Pada 12 Oktober 2018, banjir bandang dan tanah longsor melanda Mandailing Natal, Sumatra Utara, menyebabkan 20 orang tewas dan 15 lainnya hilang. Puluhan rumah warga mengalami kerusakan parah akibat banjir yang membawa batang pohon besar.
Tragedi ini semakin memilukan karena 12 murid madrasah yang sedang belajar menjadi korban tersapu banjir bandang. Banjir terbesar di Indonesia ini kembali menunjukkan dampak buruk dari curah hujan tinggi dan kondisi lingkungan yang semakin rentan.
7. Banjir Bandang Flores Timur (2021)
Bencana alam ini terjadi pada 4 April 2021 di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Selain banjir bandang, kawasan tersebut juga mengalami tanah longsor yang menyebabkan 68 orang meninggal dunia, 70 orang hilang, dan lebih dari 900 kepala keluarga harus mengungsi.
Kerugian akibat banjir terbesar di Indonesia ini cukup besar, dengan lebih dari 100 rumah mengalami kerusakan, beberapa jembatan putus, dan akses jalan tertutup pohon tumbang. Cuaca buruk memperparah situasi, sehingga otoritas setempat mengalami kesulitan dalam mengirimkan bantuan ke daerah terdampak.
8. Banjir Manado (2022)
Sebelumnya, Manado telah mengalami banjir bandang pada Januari 2014, tetapi banjir terbesar di Indonesia yang melanda kota ini terjadi pada 3 Maret 2022.
Hujan deras selama dua hari menyebabkan Sungai Sario, Tondano, dan Sawangan meluap, mengakibatkan ribuan rumah terendam.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem di Sulawesi Utara, tetapi curah hujan yang sangat tinggi membuat warga kesulitan mengantisipasi dampaknya. Sebanyak 319 rumah tergenang dan lebih dari 2.400 jiwa harus mengungsi akibat bencana ini.
Banjir terbesar di Indonesia menjadi pengingat pentingnya upaya mitigasi bencana dan perlindungan lingkungan untuk mencegah dampak lebih besar di masa depan.





