MUMBAI, INDIA – Aksi nekat penyelundupan satwa liar kembali terbongkar di Bandara Internasional Mumbai. Pada Minggu, 29 Juni 2025, petugas Bea Cukai berhasil menggagalkan upaya seorang penumpang yang menyelundupkan 16 ekor ular hidup dalam penerbangan dari Thailand ke India.
Insiden ini menjadi kasus ketiga sepanjang Juni 2025 yang melibatkan penyelundupan satwa liar di rute tersebut. “Petugas Bea Cukai menggagalkan upaya penyelundupan satwa liar lainnya, 16 ular hidup, disita dari seorang penumpang yang pulang dari Thailand,” ujar seorang petugas Bea Cukai Mumbai, seperti dikutip dari AFP, Senin, 30 Juni 2025.
Ular-ular yang disita termasuk jenis yang populer dalam perdagangan hewan peliharaan, seperti ular garter, ular tikus badak, dan ular boa pasir Kenya. Sebagian besar spesies ini tidak berbisa atau memiliki racun yang tidak membahayakan manusia. Namun, tindakan penyelundupan ini tetap melanggar regulasi internasional tentang perdagangan satwa liar.
Eskalasi Kasus Penyelundupan Satwa Liar
Kasus ini bukan yang pertama kali terjadi di Mumbai bulan ini. Pada awal Juni 2025, petugas Bea Cukai juga berhasil menggagalkan penyelundupan puluhan ular berbisa yang dibawa dari Thailand. Tak lama berselang, seorang pelancong lain tertangkap membawa 100 satwa liar, termasuk ular, kadal, burung madu, hingga possum.
Menurut data Bea Cukai Mumbai, lebih dari 7.000 hewan, baik hidup maupun mati, telah disita di rute Thailand-India dalam tiga tahun terakhir. Angka ini menunjukkan maraknya perdagangan satwa liar ilegal yang memanfaatkan jalur penerbangan internasional.
Investigasi Berlanjut
Pihak Bea Cukai Mumbai kini tengah mendalami kasus terbaru ini untuk menelusuri kemungkinan keterkaitan dengan dua insiden sebelumnya. “Kami sedang menyelidiki apakah ada jaringan atau pola yang sama di balik aksi-aksi ini,” ungkap sumber resmi Bea Cukai.
Penyelundupan satwa liar tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga membahayakan ekosistem dan kesehatan publik. Ular dan satwa liar lainnya yang diselundupkan dapat membawa penyakit atau mengganggu keseimbangan ekologi jika dilepaskan ke lingkungan baru.
Peningkatan Pengawasan di Bandara
Maraknya kasus penyelundupan satwa liar mendorong otoritas bandara di Mumbai untuk memperketat pengawasan. Teknologi pemindai canggih dan pelatihan khusus bagi petugas Bea Cukai menjadi andalan untuk mendeteksi barang selundupan, termasuk hewan hidup yang disembunyikan dalam bagasi.
Kasus ini kembali menyoroti pentingnya kerja sama internasional dalam memerangi perdagangan satwa liar ilegal. Thailand dan India, sebagai dua negara yang terkait erat dalam rute ini, diharapkan dapat memperkuat koordinasi untuk menekan peredaran satwa liar yang dilindungi.
Insiden ini memicu reaksi keras dari aktivis lingkungan dan organisasi pelestarian satwa. Mereka mendesak pemerintah untuk lebih tegas dalam penegakan hukum serta memperkuat kerja sama lintas negara dalam mengatasi perdagangan ilegal satwa liar. Edukasi publik juga dinilai penting agar masyarakat tidak lagi membeli hewan peliharaan eksotis dari jalur ilegal.