JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memaparkan faktor-faktor pemicu longsor Cilacap yang berkaitan erat dengan intensitas hujan tinggi dan kondisi atmosfer yang tidak stabil.
Menurut laporan resmi BMKG, longsor di Cilacap pada Kamis (13/11/2025) terjadi akibat tanah yang sudah basah berhari-hari sehingga lereng mengalami kondisi jenuh air dan mudah bergerak.
BMKG menegaskan bahwa rangkaian hujan beruntun di kawasan tersebut menjadi kata kunci utama penyebab longsor Cilacap karena mempercepat masuknya air ke lapisan tanah hingga melampaui kemampuan resapannya.
Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto menyampaikan bahwa akumulasi hujan harian membuat tanah semakin labil dan memperbesar potensi pergeseran massa tanah di lereng-lereng rawan.
“Rangkaian hujan tersebut membuat tanah semakin basah dan lereng semakin rentan terhadap pergerakan,” kata Guswanto dalam keterangannya melansir laman BMKG, Minggu (16/11/2025).
Ia menambahkan bahwa fenomena atmosfer seperti Madden Julian Oscillation (MJO) ikut menyumbang penguatan pembentukan awan hujan di wilayah Jawa bagian selatan.
Pola belokan angin di sekitar Pulau Jawa turut mendorong pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi memicu hujan lebat dalam durasi panjang.
Guswanto menegaskan bahwa konfigurasi atmosfer saat ini mendukung munculnya hujan intensitas sedang hingga lebat di banyak titik di Jawa Tengah.
“Awan konvektif tersebut dapat memicu hujan deras disertai petir dan angin kencang,” ucapnya.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menuturkan bahwa kelembapan udara di beberapa lapisan atmosfer terpantau sangat tinggi sehingga mempermudah pembentukan awan hujan berskala luas.
Andri menekankan bahwa Cilacap saat ini berada dalam status peringatan dini cuaca ekstrem hingga 20 November 2025.
“Hujan sedang hingga lebat diperkirakan dapat terjadi kembali pada 19–22 November 2025,” ujarnya.
BMKG meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat mitigasi risiko bencana untuk mengantisipasi kemungkinan longsor susulan di tengah dinamika cuaca yang masih fluktuatif.***




