JAKARTA – Hasil Indonesia Open 2025 di nomor tunggal putra menyajikan drama menegangkan ketika Alwi Farhan nyaris mencetak kemenangan sensasional atas unggulan Denmark, Anders Antonsen.
Meski sempat tertinggal jauh 6-13 di gim kedua, Alwi bangkit luar biasa dan memaksa laga berlanjut ke rubber game.
Namun, keajaiban itu tak berlanjut. Alwi harus mengakui keunggulan Antonsen dengan skor akhir 16-21, 21-18, 14-21.
Pertarungan sengit tersebut berlangsung di tengah sorak dukungan publik tuan rumah di Istora Senayan, Jakarta.
Alwi datang dengan motivasi tinggi usai sebelumnya berhasil menaklukkan Antonsen pada Sudirman Cup 2025.
Namun, perbedaan atmosfer dan tantangan teknis di lapangan membuat Alwi sempat kehilangan ritme.
Kesulitan adaptasi angin dan pola permainan Antonsen membuat Alwi tampil tak maksimal di gim pertama.
Ia bahkan sempat terkunci di angka lima, tertinggal 5-11 saat interval, dan tak mampu mengejar hingga kalah 16-21.
Gim kedua nyaris menjadi akhir laga bagi wakil Indonesia itu setelah tertinggal cepat 6-13. Namun, semangat juang tak mengenal lelah dari Alwi membuat penonton terpukau.
Pertarungan Dramatis yang Berbuah Pahit
Perlahan tapi pasti, Alwi mengikis ketertinggalan menjadi 10-13 dan sempat terlibat insiden protes karena Antonsen dinilai kurang siap menerima servis.
Momentum berbalik ketika Alwi unggul 18-16 dan akhirnya mengamankan gim kedua dengan skor tipis 21-18.
Sorak-sorai publik Istora pun menggema, menandai momen kebangkitan luar biasa sang Juara Dunia Junior 2023.
Namun, di gim penentuan, stamina dan konsentrasi Alwi tampak menurun. Setelah unggul 4-3, ia kehilangan kontrol dan tertinggal 5-10 saat interval.
Antonsen memanfaatkan situasi tersebut dengan solid, mengunci permainan Alwi dan menyelesaikan laga dengan skor 21-14 di gim ketiga.
Hasil ini mengakhiri langkah Alwi di babak 16 besar Indonesia Open 2025.
Ironisnya, kekalahan ini sekaligus menutup kiprah tunggal putra Indonesia setelah Jonatan Christie lebih dulu tersingkir dari Lee Cheuk Yiu (Hong Kong).
Dengan demikian, Indonesia kembali harus mengubur impian juara tunggal putra sejak terakhir kali diraih Simon Santoso pada 2012.
“Comeback-nya luar biasa, tapi sayangnya belum cukup untuk mengalahkan pemain sekelas Antonsen,” ujar salah satu pelatih pelatnas yang menyaksikan langsung duel penuh tensi tersebut.
Kini, fokus publik tertuju pada sektor lain yang masih bertahan, sembari menanti regenerasi baru di sektor tunggal putra.
Alwi memang kalah, tetapi semangat dan potensi besarnya memberi harapan bagi masa depan bulu tangkis Indonesia.***