JAKARTA – Di bawah terik matahari Madinah yang mencapai puncaknya pada Kamis (8/5/2025), Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz menjadi saksi ketangguhan petugas haji Indonesia.
Ratusan jemaah dari embarkasi Batam (BTH) dan Jakarta Pondok Gede (JKG) tiba dengan penuh harap, disambut senyum ramah petugas di empat terminal utama: Fast Track, Internasional, Haji, dan Zero.
Meski cuaca panas tanpa angin menyengat, para petugas ini bergerak cepat, membantu jemaah memindai barang bawaan di mesin X-ray.
“Bapak-Ibu, seluruh barang bawaan mohon dinaikkan ke mesin X-ray, ya,” seru seorang petugas sambil mengangkat koper dengan sigap, memastikan proses berjalan mulus sesuai aturan bandara.
Setiap terminal memiliki dinamika pelayanan yang unik. Di Terminal Haji, jemaah dipandu menuju pavilion “keong” sebelum naik bus, dengan lansia dan jemaah risiko tinggi diantar menggunakan mobil golf atau bahkan digendong petugas untuk kenyamanan.
Sementara itu, Terminal Zero menawarkan alur lebih cepat, di mana bus menjemput langsung di pintu kedatangan.
Hingga hari ketujuh operasional haji 2025, sebanyak 44.601 jemaah dari 112 kloter telah mendarat di Tanah Suci, dengan tambahan 7.501 jemaah dari 19 kloter tiba pada hari itu.
Di tengah tantangan cuaca ekstrem—panas di luar, dingin di dalam gedung ber-AC—petugas tetap menjalankan tugas dengan penuh dedikasi.
Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis Muhammad Hanafi, memuji kerja keras petugas saat meninjau langsung pelayanan di bandara.
“Saya menyaksikan langsung para petugas bekerja memberikan layanan prima kepada jemaah haji yang baru tiba,” ungkapnya.
Sebanyak 28 petugas, yang bekerja dalam tiga shift di bawah komando Kepala Daker Bandara Abdul Basir, menjadi garda terdepan dalam menyambut tamu Allah.
Meski hanya bisa makan di dalam coaster dan menghadapi flu akibat perubahan suhu, semangat mereka tak pernah pudar.
Senyum jemaah dan panggilan nama di seragam menjadi penyemangat, seolah disaksikan jutaan malaikat.
Pelayanan di Bandara Madinah berjalan lancar meski dihadapkan pada cuaca ekstrem.
Petugas terus beradaptasi dengan perubahan suhu dan kepadatan kedatangan jemaah. Hingga kini, proses kedatangan tetap sesuai jadwal, dengan fokus pada kenyamanan jemaah lansia dan risiko tinggi.***