ISLAMABAD – Pakistan kembali diguncang upaya sandera dan aksi teror setelah kelompok bersenjata menyerang kereta penumpang di wilayah Balochistan.
Lebih dari 400 orang berada di dalam kereta saat kelompok militan menyerang dan menyandera sejumlah penumpang, demikian dilaporkan sumber militer kepada BBC pada Selasa (11/03/2025) malam.
Kelompok separatis Baloch Liberation Army (BLA) mengklaim telah meledakkan jalur rel sebelum menyerbu kereta Jaffar Express yang tengah melakukan perjalanan dari Quetta ke Peshawar.
Para militan menyatakan telah menguasai kereta yang terjebak di distrik terpencil Sibi.
Sejak Rabu pagi, operasi penyelamatan telah membebaskan setidaknya 100 sandera dan menewaskan 16 anggota militan, menurut laporan media lokal.
Namun, BBC belum dapat memverifikasi angka tersebut secara independen.
Teror di Atas Rel
Bentrokan sengit antara pasukan keamanan Pakistan dan militan BLA terjadi setelah kelompok tersebut mengancam akan membunuh para sandera jika pemerintah tidak memenuhi tuntutan mereka.
Mereka menuntut pembebasan tahanan politik Baloch dalam waktu 48 jam.
“Saya tidak bisa menggambarkan bagaimana kami berhasil melarikan diri. Itu sangat menakutkan,” ungkap Muhammad Bilal, salah satu sandera yang dibebaskan, kepada AFP.
Di antara mereka yang dibebaskan, terdapat 17 penumpang yang mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Seorang juru bicara pemerintah Balochistan menyebut terjadi baku tembak sengit di lokasi kejadian.
Sementara itu, laporan dari kantor berita AFP menyatakan kereta masih tertahan di dekat terowongan yang dikelilingi pegunungan.
Seorang pejabat senior militer mengonfirmasi bahwa lebih dari 100 personel tentara turut berada di dalam kereta saat serangan terjadi.
Di sisi lain, laporan dari stasiun kereta Quetta menyebut bahwa sekitar 86 penumpang, termasuk wanita dan anak-anak, berhasil turun dan berjalan menuju stasiun terdekat di Panir.
Mereka merupakan penduduk lokal Balochistan yang berusaha menyelamatkan diri.
Kepanikan di Stasiun dan Keterbatasan Komunikasi
Di Quetta, keluarga penumpang dilanda kecemasan. Banyak yang berusaha mencari informasi tentang kondisi orang-orang tercinta mereka.
Muhammad Ashraf, yang ayahnya berangkat dari Quetta ke Lahore pada Selasa pagi, mengaku tidak bisa menghubungi ayahnya sejak insiden terjadi.
“Tidak ada yang memberitahu saya apa yang sedang terjadi atau apakah mereka selamat,” ujar Imran Khan, seorang kerabat penumpang yang berbicara kepada Reuters.
Pejabat setempat mengungkapkan bahwa mereka masih kesulitan menjalin komunikasi dengan orang-orang yang berada di dalam kereta.
Salah satu penyebabnya adalah tidak adanya jaringan internet dan sinyal telepon di daerah tersebut.
Balochistan merupakan provinsi terbesar di Pakistan dan kaya akan sumber daya alam.
Namun, wilayah ini menjadi yang paling terbelakang dan terus dilanda konflik berkepanjangan.
BLA, yang telah lama berupaya mendapatkan kemerdekaan dari Pakistan, sering melancarkan serangan terhadap infrastruktur publik, seperti stasiun polisi, jalur kereta api, dan jalan raya.
Pakistan dan beberapa negara Barat, termasuk Inggris dan Amerika Serikat, telah menetapkan BLA sebagai organisasi teroris.
Kelompok ini telah lama terlibat dalam aksi kekerasan dengan dalih memperjuangkan kemerdekaan Balochistan.
Pemerintah Pakistan masih terus berupaya menyelamatkan sisa sandera dan mengamankan wilayah sekitar.
Namun, ancaman dari kelompok separatis ini masih membayangi keamanan nasional.
Caption: Tim penyelamat berusaha mengevakuasi penumpang dari Jaffar Express pasca serangan di Balochistan. (Foto: Reuters)
Deskripsi: Serangan terhadap Jaffar Express oleh kelompok separatis Baloch Liberation Army (BLA) menambah daftar panjang aksi kekerasan di Pakistan. Operasi penyelamatan terus dilakukan untuk membebaskan sandera dan mengamankan wilayah konflik.