PARIS, PRANCIS – Seorang pemuda Muslim bernama Aboubakar Cisse tewas secara tragis saat sedang menjalankan salat di Masjid Hatice, La Grand-Combe, Prancis. Cisse tewas ditikam puluhan kali oleh pelaku bernama Olivier.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pelaku diduga termotivasi oleh kebencian terhadap Islam. Tragedi ini mengejutkan dunia dan menyoroti meningkatnya ancaman Islamofobia di Eropa.
Tiga fakta penting dari peristiwa ini:
Kekejaman di Rumah Ibadah, Korban Ditusuk Hingga 50 Kali
Pada Jumat, 25 April 2025 pukul 08.00 waktu setempat, Masjid Hatice berubah menjadi lokasi pembunuhan brutal. Aboubakar Cisse, pemuda 24 tahun asal Mali, ditikam sebanyak 40 hingga 50 kali oleh pelaku.
“Korban ditikam 40 sampai 50 kali, Laporan resmi.
Saat kejadian, masjid dalam keadaan sepi, hanya ada pelaku dan korban. Tragisnya, pelaku bahkan merekam aksinya, termasuk saat korban berjuang hingga napas terakhir. Hal ini menambah kengerian dan trauma yang dirasakan oleh komunitas Muslim.
Pelaku Menyerahkan Diri di Italia: Motif Islamofobia Terungkap
Usai melakukan pembunuhan, Olivier melarikan diri dan sempat menjadi buronan. Namun pada Minggu malam, 27 April 2025, ia menyerahkan diri di Pistoia, Italia. Kementerian Dalam Negeri Prancis mengonfirmasi bahwa proses ekstradisi sedang berlangsung.
Pelaku, pria kelahiran 2004 tanpa catatan kriminal, disebut melontarkan hujatan terhadap Islam selama serangan berlangsung.
“Pembunuhan ini adalah tindakan Islamofobia,” kata Perdana Menteri Prancis, Francois Bayrou
Insiden ini memicu reaksi keras dari dunia internasional, termasuk dari Al Azhar Kairo yang menyerukan respons global atas meningkatnya terorisme berbasis kebencian.
Gelombang Kecaman dan Solidaritas Dunia
Dunia bereaksi dengan kecaman dan dukungan terhadap komunitas Muslim. Dewan Umat Muslim Prancis (CFCM) menyebut peristiwa ini sebagai “serangan teroris anti-Muslim” dan menyerukan kewaspadaan.
Lebih dari 1.000 warga berkumpul di La Grand-Combe pada 27 April untuk memberi penghormatan kepada korban. Ratusan lainnya berunjuk rasa di Paris, termasuk politisi Jean-Luc Melenchon yang menuding adanya “iklim Islamofobia” di Prancis.
“Rasisme dan kebencian berdasarkan agama tidak akan pernah mendapat tempat di Prancis,” kata Presiden Emmanuel Macron
Bahaya kejahatan terorisme terhadap umat Islam di Eropa & Amerika Serikat.
Al Azhar Mesir memperingatkan kejahatan terorisme terhadap umat islam di Eropa dan Amerika pembunuhan terhadap Aboubakar Cisse bukan sekadar kejahatan individual. Ia mencerminkan meningkatnya ketegangan sosial dan kebencian berbasis agama di Eropa.
Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya keamanan.
Komunitas internasional bersatu menyerukan penegakan hukum tegas terhadap pelaku kejahatan kebencian. Tragedi di Masjid Hatice harus menjadi titik balik dalam membangun masyarakat yang lebih toleran dan aman.