ACEH TIMUR – Pada Senin (20/1), seekor gajah betina berusia sekitar 6,5 tahun yang muncul di Desa Seunebok Bayu, Kecamatan Indra Makmu, Kabupaten Aceh Timur, awalnya dianggap ingin merusak. Namun, ternyata kehadirannya adalah untuk meminta pertolongan.
Gajah tersebut tampak lemas dan mengalami kesakitan, terutama pada bagian mulutnya. Dalam keadaan yang sangat memprihatinkan, gajah ini mendekati pemukiman warga untuk mencari bantuan.
Namun, kedatangan gajah ini justru menimbulkan kekhawatiran di kalangan penduduk setempat yang mengira hewan tersebut akan merusak tanaman mereka. Kekhawatiran ini membuat warga segera melaporkan keberadaan gajah tersebut ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Setelah menerima laporan pada Rabu (22/1), tim BKSDA berhasil menemukan gajah tersebut pada Kamis (23/1) di kawasan pinggiran hutan.
Kapolsek Indra Makmu, Iptu Muhammad Alfata, menjelaskan bahwa tim medis segera memberikan penanganan terhadap gajah yang terluka tersebut.
“Tim medis langsung membius gajah dan memberikan pengobatan,” jelas Alfata.
Setelah ditemukan, gajah yang tampak lemah dan kurus ini mendapatkan perawatan intensif berupa infus dan obat-obatan untuk pemulihannya. “Setelah diberi infus dan obat, gajah tersebut dipulangkan kembali ke hutan, berharap bisa bergabung kembali dengan kelompoknya,” tambah Alfata, dikutip dari Kompas.
Kini, gajah tersebut telah kembali ke habitat aslinya. Meski kondisinya masih membutuhkan perawatan lebih lanjut, di hutan ia memiliki kesempatan untuk pulih dan hidup bersama kawanan.
Insiden ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan satwa liar dan manusia, khususnya di wilayah yang berbatasan langsung dengan habitat gajah. Upaya perlindungan terhadap satwa liar sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang harmonis antara manusia dan alam sekitar.