CIREBON – Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, mengunjungi SMA Negeri 7 Cirebon pada Jumat (7/2). Setelah kunjungan selesai, Dedi tiba-tiba dihampiri oleh dua siswi yang melaporkan adanya pemotongan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP).
Salah seorang siswi menyampaikan keluhan, “PIP kita diambil, dipotong. PIP sumbangan dari partai,” seperti yang tercatat dalam video yang dilansir Tribun Jabar dan dikonfirmasi kepada Dedi Mulyadi oleh Kompas.com.
Dedi langsung meluruskan pernyataan tersebut dengan menegaskan bahwa PIP bukanlah sumbangan dari partai, melainkan bantuan pendidikan dari pemerintah. “Biasanya diurus oleh para anggota DPR RI yang memiliki dapil,” jelas Dedi.
Siswi tersebut mengungkapkan bahwa bantuan yang diterima sebesar Rp1,8 juta per tahun dipotong sebesar Rp250.000. Dedi kemudian bertanya, “Jadi dapat jatah dari pemerintah, melalui anggota DPR, dapat jatah satu tahun Rp1,8 juta kemudian dipotong Rp250.000?” dan mendapat jawaban dari siswi tersebut yang membenarkan.
Dedi pun melanjutkan pertanyaannya mengenai proses pemotongan bantuan tersebut. Menurut keterangan siswi, buku tabungan, ATM, dan PIN dipegang oleh pihak sekolah, dengan nomor PIN yang seragam untuk setiap siswa. “PIN kan tak boleh orang lain tahu,” kata Dedi, yang semakin terkejut mendengar informasi tersebut, dilansir dari Kompas.
Siswi juga mengungkapkan bahwa pihak sekolah yang mengambilkan uang bantuan PIP untuk mereka. Selain itu, mereka juga mengeluhkan adanya sumbangan masjid yang diwajibkan, meski bersifat infak, dengan nominal Rp150.000.
Dedi yang terburu-buru dengan tugas lainnya meminta nomor WhatsApp siswi tersebut untuk menindaklanjuti masalah ini. “Nanti kami WA,” ujarnya.