JAKARTA – Ketidakpastian global kembali memicu gejolak harga emas dunia dan domestik.
Dalam sepekan terakhir, komoditas logam mulia ini sempat melonjak hingga menyentuh USD3.400 per troy ounce pada Kamis lalu. Namun, tren ini tak bertahan lama.
Pada Sabtu (7/6/2025), harga emas global kembali melemah dan ditutup di angka USD3.310 per troy ounce, turun 1,26 persen dari hari sebelumnya menurut data Bloomberg.
Fluktuasi ini segera merembet ke pasar domestik. Berdasarkan pembaruan dari situs resmi logammulia.com, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) mengalami koreksi tajam.
Saat ini, harga jual emas Antam berada di angka Rp1.904.000 per gram, terkoreksi Rp25.000 dari posisi sehari sebelumnya.
Pergerakan harga emas global dan nasional saat ini sangat dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat serta dinamika geopolitik internasional.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa tekanan utama berasal dari data ekonomi AS yang terus menunjukkan pelemahan, serta pernyataan pejabat The Fed yang mulai memberi sinyal potensi pemangkasan suku bunga acuan.
“Data ekonomi AS yang terus melemah kemungkinan bisa membuat Bank Sentral AS, The Fed menurunkan suku bunganya. Pernyataan sejumlah pejabat bank sentral negara bagian juga memberi sinyal penurunan suku bunga,” kata Ibrahim dalam analisisnya pekan ini.
Ibrahim juga menyoroti masih adanya ketegangan antara Presiden Donald Trump dan pihak The Fed. Trump mendorong pemangkasan suku bunga guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi, namun pihak bank sentral masih bersikap konservatif dan menahan diri.
Tak hanya itu, isu perang dagang juga kembali mencuat ke permukaan. Presiden Trump diketahui telah memberlakukan tarif 50 persen terhadap impor baja dan aluminium, sebuah langkah yang memicu kecemasan di pasar global.
“Minggu depan kemungkinan akan ada pertemuan antara pejabat AS dan Tiongkok. Pertemuan itu akan membahas tarif 50 persen terhadap baja dan aluminium,” ucap Ibrahim.
Kondisi geopolitik juga kian kompleks. Serangan saling balas antara Rusia dan Ukraina masih terjadi, sementara konflik berkepanjangan di Gaza semakin intens dengan serangan dari pasukan Israel.
Di sisi lain, pembicaraan nuklir antara AS dan Iran juga belum menemui titik temu terkait isu pengayaan uranium.
Melihat dinamika tersebut, Ibrahim memperkirakan bahwa potensi penguatan harga emas masih terbuka lebar pada Juni ini.
“Harga emas kemungkinan akan menguat kembali di bulan Juni, perkiraannya bisa mencapai USD3.300 per troy ounce,” ujarnya.***