JAKARTA – Harapan Inter Milan untuk melangkah jauh di Piala Dunia Antarklub 2025 pupus di babak 16 besar.
Hasil Inter Milan vs Fluminense berakhir dengan skor 2-0 dalam duel yang berlangsung sengit dan panas, Selasa dini hari WIB.
Meski tampil agresif, tiang gawang dan lini pertahanan lawan menjadi tembok yang tak mampu dirobohkan Nerazzurri.
Kekalahan ini meninggalkan kekecewaan mendalam bagi pelatih Inter, Cristian Chivu.
Ia menyebut bahwa pasukannya telah mencoba berbagai pendekatan, namun hasil berkata lain.
“Kami tidak menyerah, kami berusaha sampai akhir. Kami mencoba melakukan beberapa perubahan, bahkan pada formasi. Tapi ini bukan hari kami,” kata Chivu kepada DAZN usai laga.
Fluminense tampil efektif sejak menit awal. German Cano membuka skor saat laga baru berjalan tiga menit.
Umpan silang yang sempat terdefleksi berhasil dimaksimalkan dengan sundulan akurat ke gawang Yann Sommer.
Meski Inter mendominasi penguasaan bola di babak kedua, serangkaian peluang emas gagal berbuah gol. Salah satunya ketika tembakan Lautaro Martinez hanya membentur tiang.
Respons Brasil Meledak di Media Sosial
Atmosfer kemenangan Fluminense tak hanya menggema di stadion, tetapi juga meluas ke jagat maya.
Di Brasil, 15 trending topic teratas di X (dulu Twitter) didominasi oleh euforia publik terhadap hasil ini.
Nama-nama seperti pelatih Renato, serta pemain Fabio, Arias, Ignacio, Silva, hingga sang pencetak gol Cano dan Hercules menduduki lini terdepan obrolan warganet.
Kemenangan ini membawa Fluminense melaju ke babak perempat final, menghadapi pemenang antara Manchester City atau Al Hilal, yang dijadwalkan berlangsung Jumat mendatang di Orlando.
Gol penutup kemenangan dicetak Hercules di masa injury time, mempertegas dominasi tim Amerika Selatan atas wakil Eropa.
Silva: Kemenangan Tak Ternilai
Kapten Fluminense yang kini berusia 40 tahun, Thiago Silva, mengungkapkan rasa bangga luar biasa atas pencapaian timnya.
Meski usia tak lagi muda dan baru pulih dari cedera, ia tetap tampil solid selama pertandingan krusial ini.
“Sangat bangga dengan tim dan rekan-rekan saya. Pertandingan seperti ini sulit dimainkan… Inter bermain di final Liga Champions beberapa bulan lalu,” ungkap Silva kepada DAZN.
“Hari ini terlalu panas untuk bermain sepak bola, waktunya juga tidak ideal… tapi Fluminense ini adalah tim besar.”
Ia menambahkan, “Sepuluh hari lalu, saya mengalami cedera dan tidak mudah untuk bermain hari ini, tapi saya sangat senang dengan tim medis… sangat sangat penting bagi saya untuk bermain hari ini.”
Analisis Pertandingan
Secara statistik, Inter Milan sebenarnya unggul dalam hal penguasaan bola dan jumlah percobaan tembakan.
Namun Fluminense menunjukkan efisiensi luar biasa dengan serangan balik yang tajam dan pertahanan blok rendah yang rapi. Strategi lima bek yang diterapkan pelatih Renato membuat lini depan Inter frustrasi sepanjang laga.
Chivu pun mengakui tak menduga pendekatan defensif lawan.
“Kami tidak menduga mereka akan bermain dengan lima bek, tapi mereka sangat terorganisir dengan blok rendah di pertahanan. Sulit bagi kami untuk menemukan solusi,” ujar pelatih asal Rumania tersebut.
Kegagalan ini memperpanjang paceklik Inter Milan di pentas dunia, meski mereka sebelumnya tampil impresif di Liga Champions Eropa.
Kini, Fluminense jadi penantang serius bagi klub-klub besar Eropa lainnya di turnamen ini.***