JAKARTA – Sejak Kamis (19/12) lalu, publik dihebohkan dengan kabar bahwa Presiden RI Prabowo Subianto telah menyetujui investasi Apple US$ 1 miliar atau Rp 16 triliun dan rencana membangun pabrik AirTag di Batam.
Tak sampai di situ, sempat beredar juga kabar di sosial media bahwa iPhone 16 sudah bisa dipesan atau preorder pada hari ini, Jumat (20/12). Bahkan, tampilan gadget terbaru Apple ini juga sudah terpampang di laman Digimap Indonesia selaku reseller resmi Apple di bawah naungan PT Mitra Adiperkasa.
Sementara itu, sekretaris Jenderal Kemenperin Eko S.A. Cahyanto membantah kabar bahwa iPhone 16 mulai dijual pada hari ini (20/12), karena perihal peluncuran iPhone 16 di Indonesia sendiri masih dalam proses komunikasi.
“Pemesanan iPhone 16 pada 20 Desember itu gosip. Kami masih berkomunikasi dengan Apple terkait peluncuran Iphone 16 di dalam negeri,” kata Eko padaRabu (18/12).
Sebelumnya, iPhone 16 sendiri sebenarnya telah secara resmi diluncurkan Apple secara global pada September 2024 lalu. Namun, hingga kini gadget tersebut masih belum boleh diperjualbelikan di Indonesia, karena belum mendapatkan sertifikat TKDN atau Tingkat Komponen Dalam Negeri.
Tiga cara untuk mendapatkan sertifikat TKDN menurut Peraturan Menteri Perindustrian atau Permenperin Nomor 29 Tahun 2017 adalah dengan pembuatan produk di dalam negeri atau membangun pabrik, pembuatan aplikasi di dalam negeri, atau pengembangan inovasi di dalam negeri.
Selama ini Apple hanya memilih opsi pengembangan inovasi dengan membangun Apple Developer Academy di tiga wilayah, yakni Binus BSD, Universitas Ciputra, dan Surabaya Infinite Learning di Batam.
Pada April 2024, Apple berjanji akan membangun satu lagi Apple Developer Academy di Bali. Namun janji itu tak kunjung ditepati oleh Apple. Karena itu, Kemenperin kemudian mengkaji ulang pemberian sertifikat TKDN kepada perusahaan itu, sebab dinilai tidak adil dibandingkan dengan negara lain.
Melansir dari Bloomberg, kini Apple sedang mengatur agar salah satu pemasok bisa memproduksi AirTag di Indonesia, tepatnya di Batam, dan secara bertahap akan meningkatkan produksi.
Pabrik tersebut nantinya diharapkan mampu mempekerjakan sekitar 1.000 pekerja pada awal operasional. Pabrik ini diperkirakan menghasilkan 20% dari produksi AirTag global.
Apple sendiri melihat Batam sebagai lokasi yang strategis karena jaraknya bisa ditempuh sekitar 45 menit perjalanan menggunakan feri dari Singapura. Selain itu, wilayah ini juga memiliki status zona perdagangan bebas.