JAKARTA – Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, mendorong penguatan kerja sama dengan Belarus di sektor potas, salah satu bahan penting dalam produksi pupuk.
Dalam pertemuan bilateral dengan Duta Besar Belarus untuk Indonesia, Raman Ramanouski, Kamis (5/6/2025) di Jakarta, Menlu menegaskan pentingnya sinergi tersebut guna memperkuat strategi ketahanan pangan nasional.
Potas, sebagai unsur hara utama, dinilai sangat krusial untuk meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia.
Dalam pernyataan resminya yang diunggah Senin (9/6/2025) melalui laman Kementerian Luar Negeri RI, Menlu menyebut Belarus memiliki posisi strategis sebagai eksportir global potas.
Keunggulan itu menempatkan Belarus sebagai pemain kunci dalam rantai pasok pupuk internasional, sekaligus mitra penting bagi Indonesia dalam mengamankan pasokan pupuk nasional.
Kolaborasi ini sejalan dengan visi Indonesia untuk menjalin kemitraan ekonomi yang berorientasi jangka panjang dan berdampak langsung pada penguatan pangan.
Menlu Sugiono menggarisbawahi bahwa penguatan koneksi dagang kedua negara, khususnya dalam sektor pertanian dan agrikultur, merupakan langkah strategis menuju ketahanan nasional dan stabilitas kawasan.
Hubungan dagang antara Indonesia dan Belarus mencatatkan pertumbuhan signifikan sepanjang 2024, dengan lonjakan sebesar 44 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Nilai perdagangan bilateral mencapai USD128,4 juta, mencerminkan tren kerja sama yang semakin positif.
Ekspor Indonesia ke Belarus turut mencatat rekor, yakni mencapai USD43,6 juta atau meningkat 225 persen dibandingkan tahun 2023.
Pencapaian ini menjadi indikasi kuat bahwa pasar Belarus memiliki potensi besar untuk produk-produk asal Indonesia.
“Indonesia berharap untuk dapat terus meningkatkan ekspor ke Belarus,” ujar Menlu Sugiono dalam kesempatan tersebut.
Ia juga menyatakan keyakinannya bahwa dinamika perdagangan yang terus tumbuh ini dapat menjadi gerbang menuju perluasan kerja sama ekonomi ke kawasan Eurasia secara lebih luas.
Sebagai bagian dari strategi ekspansi ekonomi, Menlu RI turut mendorong penyelesaian kesepakatan Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (IEU-FTA).
Perjanjian ini diharapkan membuka peluang yang lebih besar bagi pelaku usaha di kedua negara dan memperkuat akses pasar lintas kawasan.
Menlu juga mengundang pihak Belarus untuk membangun jejaring kontak bisnis yang lebih intensif serta memperluas kanal perdagangan yang saling menguntungkan.
Kemitraan semacam ini tidak hanya berdampak pada sektor pertanian, tetapi juga membuka peluang investasi dan penguatan rantai pasok strategis di sektor lainnya.***