JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) terus mendorong kemitraan strategis lintas negara demi mengakselerasi pertumbuhan ekonomi digital.
Salah satu langkah nyata dilakukan dengan memperkuat kerja sama bilateral bersama Pemerintah Prancis, khususnya dalam mendukung pengembangan teknologi digital dan perlindungan anak di ruang siber.
Dalam wawancara eksklusif bersama L’Essentiel des Relations Internationales di Jakarta, Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menekankan bahwa sinergi antara Indonesia dan Prancis ini mencakup berbagai bidang prioritas, mulai dari pengembangan ekosistem startup hingga regulasi kecerdasan buatan (AI).
Tak hanya sebatas penguatan ekonomi digital, namun juga diperluas pada isu-isu fundamental seperti keamanan digital anak-anak.
Kolaborasi lintas negara ini menurut Meutya menjadi bagian penting dari mandat baru Kemkomdigi yang kini tidak hanya mengatur komunikasi digital, namun juga bertanggung jawab atas arsitektur transformasi digital nasional secara menyeluruh dan berdaulat.
Kementerian ini kini diperluas cakupannya, mencakup penguatan kebijakan infrastruktur telekomunikasi, regulasi teknologi, hingga pengembangan ekosistem digital nasional yang berkelanjutan.
“Hal ini membuat cakupan kementerian menjadi lebih luas, termasuk infrastruktur telekomunikasi serta kebijakan ekosistem digital, baik startup maupun investasi digital. Memang tugas utama yang terkait dengan digitalisasi diampu oleh kementerian ini,” kata Meutya dalam keterangan resminya, Jakarta, Jumat (6/6/2025).
Langkah ini sekaligus menjadi realisasi konkret dari visi besar Presiden Prabowo Subianto yang menjadikan digitalisasi sebagai fondasi utama dalam pelayanan publik, sistem pendidikan, dan pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat.
Meutya menegaskan bahwa perubahan tugas Kemkomdigi tidak lepas dari arahan langsung Presiden Prabowo yang menginginkan akselerasi transformasi digital sebagai mesin utama pertumbuhan inklusif.
Dalam konteks ini, Meutya juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi Indonesia, yakni masifnya jumlah pengguna internet aktif yang telah menembus angka 210 juta orang.
Angka tersebut, menurutnya, tidak hanya menjadi potensi ekonomi digital, tetapi juga menjadi tantangan besar dalam membangun ruang siber yang aman, inklusif, dan produktif.
“Pekerjaan rumah pertama kami. Ya itu menciptakan ruang digital yang lebih aman,” ujarnya.***