TEHERAN – Iran melancarkan serangan balasan ke Israel pada Minggu (22/6/2025), hanya beberapa jam setelah tiga fasilitas nuklirnya dihamtam serangan udara Amerika Serikat. Salah satu target utama adalah Bandara Internasional Ben Gurion, yang diserang dalam dua gelombang menggunakan total 30 rudal.
“Gelombang ke-20 Operasi True Promise 3 dimulai dengan menggunakan kombinasi rudal berbahan bakar cair dan padat jarak jauh dengan daya hulu ledak yang dahsyat,” ujar militer Iran, dikutip kantor berita Fars.
Selain bandara, Iran juga menyasar pusat penelitian biologi, pangkalan logistik, dan pusat komando militer Israel. Sirene peringatan terdengar di Tel Aviv, sementara ledakan mengguncang Yerusalem. Militer Israel mengonfirmasi dua gelombang rudal dan menyatakan, “Saat ini, (Angkatan Udara Israel) sedang beroperasi untuk mencegat dan menyerang jika diperlukan untuk menghilangkan ancaman”.
Serangan ini merupakan respons atas aksi militer AS sehari sebelumnya. Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa AS telah menjatuhkan bom penghancur bunker di situs nuklir Fordo dan menembakkan 30 rudal Tomahawk ke Natanz dan Isfahan. “Fordo sudah lenyap,” tulis Trump di Truth Social, seraya menegaskan bahwa Iran harus mengakhiri perang.
Namun, pejabat Iran menyebut fasilitas yang diserang telah dievakuasi sebelumnya. “Tidak ada bahan yang tertinggal di sana yang jika diserang akan menimbulkan radiasi dan membahayakan rakyat kami,” kata Hassan Abedini dari penyiaran nasional Iran.
Situs Fordo sendiri dikenal sebagai fasilitas nuklir bawah tanah yang sangat terlindungi. Meski AS memiliki bom GBU-57 yang mampu menembus hingga 61 meter ke dalam tanah, belum ada konfirmasi apakah senjata itu digunakan dalam serangan ini.