GAZA, PALESTINA – Militer Israel mengumumkan keberhasilan operasi udara yang menewaskan juru bicara sayap bersenjata Hamas, Abu Obaida, di Kota Gaza pada Sabtu (30/8/2025). Serangan ini disebut sebagai pukulan telak bagi kelompok Hamas, meskipun pihak Hamas belum mengonfirmasi kematian tokoh penting tersebut.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, melalui unggahan di platform X, menyatakan bahwa Abu Obaida tewas dalam operasi yang disebut sebagai “eksekusi yang sempurna” oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bersama badan intelijen Shin Bet.
“Juru bicara teror Hamas, Abu Obeida, telah disingkirkan di Gaza dan dikirim untuk menemui semua anggota poros kejahatan yang telah dilikuidasi dari Iran, Gaza, Lebanon, dan Yaman di dasar neraka,” ujar Katz, sebagaimana dilansir News18.
Serangan udara tersebut menargetkan sebuah gedung apartemen di kawasan padat penduduk Al-Rimal, Kota Gaza.
Laporan dari wartawan lokal menyebutkan bahwa setidaknya tujuh orang tewas, termasuk anak-anak, dan sekitar 20 lainnya luka-luka akibat serangan ini. Gedung yang menjadi sasaran sebelumnya digunakan sebagai klinik dokter gigi, menambah kompleksitas dampak serangan terhadap warga sipil.
Insiden ini juga memicu fenomena tidak biasa. Saksi mata melaporkan ratusan ribu dolar beterbangan di udara pasca-ledakan, yang kemudian diambil oleh warga setempat sebelum akhirnya dikumpulkan kembali oleh Hamas, menurut laporan BBC. Peristiwa ini mencerminkan situasi kacau di tengah eskalasi konflik yang terus berlangsung.
Hamas, melalui pernyataan sebelumnya, mengecam serangan Israel ini sebagai tindakan yang menewaskan puluhan warga sipil. Abu Obaida, yang dikenal sebagai wajah propaganda Brigade Al-Qassam, kerap muncul dalam video-video berbalut kefiah merah, menyampaikan pesan perlawanan terhadap Israel.
Kematiannya, jika dikonfirmasi, dapat melemahkan strategi komunikasi Hamas di tengah perang yang telah menewaskan lebih dari 63.000 warga Palestina sejak Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga mengomentari operasi ini dalam rapat kabinet pada Minggu (31/8/2025).
“Kami masih belum tahu hasil akhirnya. Saya harap ia sudah tak ada lagi,” katanya, menunjukkan optimisme hati-hati terkait keberhasilan serangan tersebut.
Konflik di Gaza terus memanas tanpa tanda-tanda gencatan senjata. PBB telah memperingatkan bahwa wilayah ini berada di ambang krisis kemanusiaan, dengan akses bantuan yang terbatas dan kondisi kelaparan yang semakin parah.
Kematian Abu Obaida, meski menjadi kemenangan strategis bagi Israel, diyakini tidak akan mengubah dinamika perang secara signifikan, namun tetap menjadi pukulan simbolis bagi Hamas.
Sementara itu, dunia internasional terus memantau perkembangan situasi di Gaza, dengan seruan untuk perlindungan warga sipil dan penghentian eskalasi kekerasan.
Hingga berita ini diturunkan, Hamas belum merilis pernyataan resmi terkait klaim Israel atas kematian Abu Obaida.





