BEIJING, CHINA – China akan menguji coba pesawat induk drone pertama di dunia, UAV Jiu Tian, yang mampu meluncurkan hingga 100 drone kamikaze berpemandu kecerdasan buatan (AI), pada akhir Juni mendatang. Informasi ini diumumkan stasiun televisi pemerintah China, CCTV, Selasa (20/5/2025).
Inovasi Revolusioner dalam Peperangan Udara
Berbeda dengan kapal induk yang mengangkut jet tempur di laut, Jiu Tian beroperasi di ketinggian hingga 15.000 meter, membawa puluhan drone tempur dalam ruang penyimpanan internal di bawah sayapnya. Dengan berat lepas landas maksimum 16 ton dan bentang sayap 25 meter, pesawat ini dirancang untuk misi jarak jauh hingga 7.000 kilometer.
“Ini adalah platform strategis yang berfungsi sebagai ‘force multiplier’ – pengganda kekuatan tempur,” ungkap analis pertahanan Liu Wei, menyoroti kemampuan Jiu Tian untuk meluncurkan serangan terkoordinasi yang bisa membanjiri pertahanan musuh.
Drone-drone kamikaze yang dibawa Jiu Tian dapat dilepaskan secara serentak dari dua ruang penyimpanan, memungkinkan serangan presisi yang sulit dihadapi. Teknologi ini menempatkan China di garis depan perlombaan senjata otonom, melampaui drone konvensional seperti MQ-9 Reaper milik Amerika Serikat yang hanya mampu membawa muatan 5 ton.
Debut Mencuri Perhatian di Zhuhai Air Show
Jiu Tian pertama kali diperkenalkan pada November 2024 di Zhuhai Air Show dan langsung menjadi sorotan para pengamat militer global. Selain kemampuan membawa 100 drone mini, pesawat ini dilengkapi pod sensor canggih di bagian hidung, termasuk kamera, radar, dan instrumen pengintaian lainnya. Sayap lebarnya mendukung misi pengintaian jarak jauh, menjadikannya ancaman strategis di wilayah seperti Selat Taiwan dan Laut China Selatan, dua kawasan yang kerap menjadi pusat ketegangan geopolitik.
“Jiu Tian menunjukkan China tidak hanya mengejar, tapi berusaha melampaui kemampuan teknologi Barat,” kata Liu Wei, menegaskan ambisi Beijing dalam teknologi militer otonom.
Dampak Global dan Tantangan ke Depan
Keberadaan Jiu Tian memicu pertanyaan besar: bagaimana negara lain akan menanggapi langkah China ini? Dengan armada drone yang sudah mencakup model siluman seperti CH-7 dan Wing Loong-X, China semakin memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam perlombaan senjata cerdas. Pengamat memprediksi pesawat induk ini akan mengubah dinamika militer di kawasan Indo-Pasifik, terutama di tengah rivalitas dengan Amerika Serikat.
Namun, kehadiran Jiu Tian juga menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi perlombaan senjata baru. “Apakah kita akan melihat perlombaan pengembangan drone carrier?” tanya seorang analis di X, mencerminkan kekhawatiran global atas dampak teknologi ini. Meski begitu, China tampaknya tidak gentar, dengan fokus pada penguatan kapabilitas militernya untuk mendukung ambisi geopolitiknya.
Langkah China Menuju Dominasi Teknologi Militer
Peluncuran Jiu Tian menambah daftar inovasi militer China, mulai dari kapal induk drone laut hingga pengembangan bom hidrogen non-nuklir. Negara ini juga dilaporkan tengah membangun kapal induk drone di Sungai Yangtze, menunjukkan komitmennya untuk mendominasi peperangan laut dan udara.