YERUSALEM– Kobaran api dahsyat mengguncang Israel, dengan kebakaran hutan yang kian tak terkendali meluas hingga ke pinggiran Yerusalem. Bencana alam ini, yang dipicu oleh suhu ekstrem dan hembusan angin kencang, memaksa pihak berwenang mengevakuasi ribuan warga dari tiga kota di wilayah Beit Shemesh, yakni Eshtaol, Beit Meir, dan Mesilat Zion. Jalan utama menuju Yerusalem, Rute 38, terpaksa ditutup untuk mencegah risiko lebih lanjut.
Kebakaran yang bermula di Hutan Eshtaol ini telah menghanguskan ribuan hektare lahan dan kini mengancam permukiman di sekitar ibu kota Israel. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut situasi ini sebagai “darurat nasional” dan memerintahkan penggunaan pesawat Super Hercules untuk membantu memadamkan api.
“Api tidak hanya membakar hutan, tapi juga bisa merambat ke Kota Yerusalem,” ujar Netanyahu, menegaskan urgensi penanganan bencana ini.
Upaya Pemadaman dan Dampaknya
Otoritas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Israel mengerahkan 11 pesawat dan lebih dari 100 kru untuk menjinakkan si jago merah.
Namun, tiga petugas pemadam kebakaran dilaporkan terluka saat berjuang melawan kobaran api di perbukitan Yerusalem.
“Kebakaran hutan ini mungkin merupakan yang terbesar dalam sejarah Israel,” ungkap Shmulik Friedman, Komandan Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Distrik Yerusalem.
Hingga kini, setidaknya 24 orang terluka akibat menghirup asap, dengan 10 di antaranya dirawat di Rumah Sakit Assaf Harofeh dekat Yerusalem. Pihak berwenang juga telah menutup jalan raya utama yang menghubungkan Yerusalem dan Tel Aviv sebagai langkah pencegahan.
Untuk memperkuat upaya pemadaman, Israel meminta bantuan internasional dari Yunani, Kroasia, Italia, dan Pemerintah Siprus Yunani.
Skala Kebakaran Lampaui Bencana Sebelumnya
Menurut laporan media Israel, kebakaran ini telah melampaui skala kebakaran hutan Carmel pada 2010, yang dikenal sebagai salah satu bencana terburuk dalam sejarah negara itu. Area seluas 1.000 hektare di perbukitan Yerusalem telah dilahap api, bahkan mencapai pangkalan militer Israel.
“Situasi dapat semakin memburuk,” demikian peringatan dari sumber media setempat.
Kondisi cuaca yang panas dan kering menjadi pemicu utama meluasnya kebakaran ini. Angin kencang mempercepat penyebaran api, membuat upaya pemadaman semakin sulit. Warga di sejumlah permukiman ilegal di dekat Yerusalem terpaksa meninggalkan rumah mereka, sementara polisi dan militer dikerahkan untuk membantu evakuasi dan menjaga keamanan.
Respons Darurat dan Situasi Terkini
Menteri Pertahanan Israel, Katz, mengumumkan keadaan darurat nasional sehari sebelumnya dan memerintahkan tentara untuk mendukung petugas pemadam kebakaran. Meski upaya pemadaman terus dilakukan, api masih belum sepenuhnya terkendali.
“Kami sedang berjuang melawan bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata seorang juru bicara dinas pemadam kebakaran.
Sementara itu, spekulasi muncul di media sosial terkait penyebab kebakaran. Salah satu akun X menyebutkan kemungkinan rudal Yaman sebagai pemicu, meski klaim ini belum dikonfirmasi oleh otoritas resmi. Informasi ini tetap dianggap tidak pasti dan memerlukan verifikasi lebih lanjut.
Ancaman terhadap Yerusalem
Kebakaran ini tidak hanya mengancam hutan dan permukiman, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya pada Kota Yerusalem, yang memiliki nilai sejarah dan spiritual tinggi. Warga setempat diliputi kecemasan, dengan banyak yang terpaksa mengungsi demi keselamatan.
“Kami tidak tahu kapan bisa kembali ke rumah. Api terlalu dekat,” ungkap seorang warga Eshtaol.
Bencana ini juga memengaruhi aktivitas nasional, dengan sejumlah perayaan kebangsaan terpaksa dibatalkan. Asap tebal yang menyelimuti wilayah tersebut mengganggu visibilitas dan memperburuk kualitas udara, menambah tantangan bagi tim penyelamat dan warga.
Pemerintah Israel kini fokus pada pengendalian api dan memastikan keselamatan warga. Bantuan internasional diharapkan dapat mempercepat upaya pemadaman, sementara investigasi terkait penyebab kebakaran masih berlangsung.
Para ahli memperingatkan bahwa perubahan iklim dan kondisi cuaca ekstrem dapat meningkatkan risiko kebakaran hutan di masa depan, menuntut strategi pencegahan yang lebih baik.
Kebakaran hutan ini menjadi pengingat akan kekuatan alam yang tak terduga dan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Yerusalem, kota suci yang kini berada di ujung tanduk, menanti upaya heroik untuk menyelamatkannya dari ancaman si jago merah.