JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan komitmennya untuk memastikan keamanan pangan selama bulan Ramadan 1446 Hijriah dengan mengeluarkan edaran kepada seluruh Dinas Kesehatan di Indonesia. Hal ini dilakukan guna memastikan bahwa pangan yang beredar aman dan layak konsumsi oleh masyarakat.
“Kami keluarkan edaran kepada seluruh Dinas Kesehatan di Indonesia untuk memastikan bahwa pangan aman dan siap dikonsumsi selama Ramadan,” ungkap Ketua Tim Kerja Penyehatan Pangan Ditjen Kesehatan Lingkungan Kemenkes, Adhi Sambodo, saat ditemui di Puskesmas Pembantu Pondok Labu, Jakarta, pada Selasa (10/3/2025).
Menurut Adhi, pemeriksaan keamanan pangan ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun sebagai bagian dari upaya menjaga kualitas pangan selama Ramadan. Ia juga menyoroti peningkatan jumlah pedagang yang mulai menjamur di sepanjang jalan selama bulan suci ini.
“Maka itu, perlu dilakukan pengawasan agar masyarakat bisa aman mengonsumsi makanan maupun minuman sesuai standar kesehatan yang berlaku,” kata Adhi. Ia menegaskan bahwa dengan semakin banyaknya pedagang, pengawasan terhadap kualitas pangan harus lebih ketat.
Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Fitria Ramdhitabudi, mengungkapkan bahwa pemeriksaan takjil di sekitar Pondok Labu, Jakarta Selatan, sudah dimulai pada Senin (10/3).
“Mulai tanggal 10 kemarin, setiap puskesmas sudah melakukan pemeriksaan takjil ini mulai Senin,” ujar Fitria.
Dalam pemeriksaan pada hari Selasa, pihaknya mengambil sampel dari 10 pedagang yang menjual berbagai jenis takjil seperti lontong, tahu, mie, kerupuk, es buah, jeli, dan cincau. Pemeriksaan meliputi empat parameter utama, yaitu borax, formalin, metanil yellow, dan rhodamine B.
“Jika ditemukan hasil positif, sampel akan dibawa ke laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) untuk pemeriksaan lebih lanjut,” tambah Fitria.
Selain itu, Kemenkes juga memberikan pembinaan kepada pedagang agar mereka memahami pentingnya menjaga kualitas pangan yang mereka jual. “Kami meminta nomor telepon pedagang untuk memudahkan komunikasi jika ada temuan yang mencurigakan,” jelas Adhi.