JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (KAI), sebagai pemegang saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi mulai 10 April 2025, seluruh perjalanan kereta cepat Whoosh secara resmi dioperasikan oleh masinis asli Indonesia.
Momen bersejarah ini bukan sekadar serah terima kendali, melainkan menandai era baru dalam sektor transportasi nasional—di mana seluruh sistem operasional dikemudikan oleh tangan profesional putra bangsa sendiri.
KCIC melalui unggahan di akun Instagram mengungkapkan para masinis yang kini memimpin jalannya kereta berkecepatan tinggi ini telah melewati proses seleksi dan pelatihan yang luar biasa ketat.
Mereka dibekali teori dari kampus khusus perkeretaapian, praktik di kabin kereta cepat langsung, hingga simulasi penanganan situasi darurat yang kompleks dan bikin deg-degan.
Setiap masinis juga wajib menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh serta inspeksi sistem sebelum mengawali tugas, demi memastikan standar keamanan dan kenyamanan tetap terjaga.
Yang menarik, proses transfer teknologi dan pengetahuan yang mereka jalani jauh lebih cepat dibandingkan negara-negara lain.
Bila pelatihan masinis di luar negeri bisa memakan waktu hingga tiga tahun, Indonesia hanya butuh satu setengah tahun saja. Hal ini dimungkinkan karena para masinis tersebut telah memiliki pengalaman panjang mengemudikan kereta dengan total jam terbang ratusan ribu kilometer sebelumnya.
Masinis Whoosh tak hanya unggul dari sisi teknis, tapi juga teruji secara mental dan memiliki tingkat konsentrasi tinggi. Mereka bertugas sebagai ujung tombak dalam mengendalikan laju kereta hingga 350 km/jam, dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi.
“Yuk rayakan momen bersejarah ini bareng-bareng. Karena sekarang, dari balik kemudi Whoosh, ada tangan-tangan anak bangsa yang siap bawa Indonesia melaju makin cepat!”
Langkah ini sekaligus menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengembangkan sumber daya manusia unggul di bidang transportasi berteknologi tinggi. Dengan hadirnya masinis lokal yang andal, Whoosh bukan hanya menjadi kebanggaan infrastruktur, tapi juga simbol kedaulatan keahlian Indonesia.***