JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Sosial RI mengambil langkah cepat tanggap darurat dengan mendirikan delapan dapur umum guna menyuplai kebutuhan pangan lebih dari 4.900 warga yang terdampak letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, NTT.
Langkah ini dilakukan sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan dasar pascaerupsi dahsyat yang mengguncang wilayah tersebut pada Selasa, 17 Juni 2025.
Delapan titik dapur umum yang dibangun tersebar di sejumlah lokasi pengungsian, antara lain Desa Konga, Bokang, Lowolaga, Ilegerong, Kanada, Kabusama, Eputobi, dan juga Kabupaten Sikka.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan bahwa langkah ini dilakukan untuk memastikan setiap pengungsi mendapat makanan yang layak dan aman.
“Jumlah warga terdampak sebanyak 1.140 kepala keluarga atau 4.954 jiwa. Hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa maupun luka-luka,” ujar Saifullah Yusuf di Jakarta, Kamis (19/6/2025).
Ia menambahkan, 2.359 jiwa mengungsi di Pos Lapangan Titehena, sementara sisanya tersebar di berbagai wilayah mandiri seperti Wulanggitang, Ilebura, Demon Pagong, dan Larantuka.
Logistik Disalurkan, Kelompok Rentan Jadi Prioritas
Guna menunjang kehidupan para pengungsi, Kemensos juga menyalurkan bantuan logistik senilai lebih dari Rp5,3 miliar.
Bantuan tersebut meliputi 8.980 paket makanan siap saji, 4.100 paket makanan anak, 1.000 paket family kit, serta kasur, selimut, sandang, dan ratusan tenda keluarga.
Kemensos memastikan bahwa stok logistik cukup untuk kebutuhan pengungsi selama tujuh hari ke depan.
“Kalau kurang, kita tambah. Kebutuhan mendesak saat ini sudah bisa ditangani,” imbuh Mensos. Ia menegaskan bahwa evaluasi terus dilakukan secara berkala sesuai dinamika di lapangan.
Distribusi bantuan dilakukan secara terkoordinasi agar tepat sasaran. Kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia menjadi prioritas utama.
Saifullah menyebut, proses distribusi berjalan tanpa hambatan karena mengikuti skema asistensi dan hasil evaluasi lintas sektor.
Abu Vulkanik Capai 10 Ribu Meter
Gunung Lewotobi Laki-laki meletus pada 17 Juni 2025 pukul 17.35 WITA.
Letusan terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan berlangsung selama hampir 7 menit.
Kolom abu terpantau mencapai ketinggian 10.000 meter dari puncak kawah.
Erupsi turut membawa dampak ke pemukiman yang berada di luar zona Kawasan Rawan Bencana (KRB), seperti Desa Boru, Hewa, dan Watobuku.
Abu, pasir, hingga batuan kerikil dilaporkan jatuh hingga ke atap rumah dan lahan pertanian warga.
Menyikapi dampak jangka panjang, Kemensos terus berkoordinasi dengan pemda, TNI, Polri, dan relawan agar penanganan berjalan terpadu dan berkelanjutan.
Saifullah menekankan bahwa semua bantuan yang dikirim sudah melalui proses musyawarah lintas pihak untuk menjamin kesesuaian dengan kebutuhan warga.***