MEMPAWAH, KALBAR – Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, terus menunjukkan konsistensinya dalam mendorong hilirisasi sumber daya alam.
Melalui proyek strategis pengembangan aluminium terintegrasi dari hulu hingga hilir di Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), perusahaan pelat merah tersebut berhasil menciptakan 3.130 lapangan kerja baru yang membuka peluang besar bagi masyarakat setempat.
Program hilirisasi aluminium terintegrasi MIND ID ini diproyeksikan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi daerah.
Efek berganda atau multiplier effect diperkirakan akan terasa kuat, mulai dari peningkatan kebutuhan jasa pertambangan, logistik, konstruksi, operasional industri, hingga mendorong geliat UMKM lokal di bidang kuliner, akomodasi, maupun penyediaan barang dan jasa.
Sejak beroperasinya Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase I pada semester II tahun 2024, MIND ID mempercepat pengembangan rantai produksi aluminium di Mempawah.
Tahapan ini mencakup pengolahan bauksit, produksi alumina, hingga menjadi aluminium siap pakai. Langkah tersebut mempertegas posisi Kalimantan Barat sebagai salah satu pusat hilirisasi strategis nasional.
Serapan Tenaga Kerja Besar
Hilirisasi ini menyerap 3.130 tenaga kerja langsung, dengan rincian:
- SGAR Fase I: sekitar 1.000 orang,
- SGAR Fase II (tahap konstruksi): sekitar 880 orang,
- Pabrik Smelter Aluminium Baru (tahap perencanaan): sekitar 1.000 orang,
- Fasilitas Washed Bauxite (tahap perencanaan): sekitar 250 orang.
Corporate Secretary MIND ID, Pria Utama, menegaskan bahwa setiap proyek hilirisasi tidak hanya berorientasi pada peningkatan nilai tambah komoditas, tetapi juga menghadirkan manfaat sosial nyata.
“Kami percaya bahwa hilirisasi harus membawa dampak langsung bagi masyarakat sekitar. Lapangan kerja yang tercipta adalah wujud nyata dari misi MIND ID untuk menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dan berkelanjutan,” ujar Pria, Senin (25/8/2025).
Prioritas Tenaga Kerja Lokal
MIND ID memastikan bahwa tenaga kerja lokal mendapat prioritas dalam setiap perekrutan. Mereka juga akan mendapatkan program pelatihan dan pengembangan kompetensi sebagai bekal peningkatan daya saing.
“Hal ini tentunya juga menjadi fondasi bagi pengembangan hilirisasi dan industrialisasi jangka panjang di daerah. Sehingga, penciptaan nilai tambah dari sektor pertambangan lebih berkelanjutan,” ungkap Pria.
Lebih jauh, MIND ID menilai keberadaan proyek aluminium terintegrasi ini akan mendorong tumbuhnya sektor penunjang lain.
Infrastruktur, jasa transportasi, industri logistik, serta usaha kecil menengah (UMKM) lokal diperkirakan ikut berkembang seiring dengan meningkatnya aktivitas hilirisasi.
“Kegiatan hilirisasi yang aktif tentu akan membutuhkan banyak kolaborasi dengan masyarakat. Kami yakin hal ini akan mendorong peningkatan serapan tenaga kerja yang jauh lebih besar di sektor-sektor pendukung,” tutup Pria Utama.***





