JAKARTA – Dalam upaya meningkatkan efisiensi layanan bagi jemaah haji Indonesia, Kementerian Agama melalui Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) memperkenalkan sistem inovatif bernama Munakosah—singkatan dari Manajemen Unit Layanan Akomodasi di Asrama Haji.
Sistem ini hadir sebagai solusi cerdas berbasis digital untuk memudahkan penempatan akomodasi jemaah, termasuk lansia dan jemaah prioritas, di asrama embarkasi maupun antara pada musim haji 1446 H/2025 M.
Munakosah dirancang untuk memberikan kemudahan sejak dari rumah. Jemaah dapat mengetahui secara pasti lokasi kamar dan gedung asrama haji yang akan ditempati hanya dengan memindai QR code pada identitas mereka atau dengan memasukkan nomor porsi di laman resmi asramahaji.com.
Inovasi ini juga menghilangkan kebutuhan antri untuk penempelan label tas kabin karena informasi kamar sudah bisa dicetak lebih awal.
“Ini merupakan inovasi dalam penempatan layanan akomodasi bagi jemaah haji, termasuk jemaah haji prioritas atau lansia, saat berada di asrama haji. Inovasi ini dikembangkan dengan sistem berbasis elektronik atau digital,” terang Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Muhammad Zain di Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa sistem ini mempercepat proses kedatangan dan check-in jemaah. Tas kabin akan langsung diantarkan ke kamar masing-masing sesuai nomor kamar yang telah diinformasikan sejak awal, sehingga jemaah tidak perlu lagi membawa sendiri barang bawaannya ke lantai penginapan.
“Inovasi ini juga akan memudahkan pengelolaan tas kabin jemaah haji bagi petugas PPIH dan penempatannya di kamar asrama,” sambungnya.
Munakosah merupakan pengembangan dari konsep One Stop Service (OSS) yang telah diterapkan sebelumnya.
Kini, setiap jemaah akan menerima Surat Perintah Masuk Asrama (SPMA) yang telah mencantumkan detail gedung dan kamar dua hari sebelum keberangkatan. Ini memungkinkan waktu istirahat jemaah lebih panjang dan proses administratif menjadi lebih ringkas.
“Munakosah akan mempercepat proses penerimaan jemaah dan memberikan waktu yang lebih lama bagi mereka untuk istirahat di gedung penginapan.”
“Sebab, saat tiba di asrama haji, jemaah hanya perlu mengikuti proses penerimaan dan bisa langsung masuk ke kamar masing-masing tanpa mengkhawatirkan tas kabin nya,” papar Muhammad Zain.
Tidak hanya jemaah, pihak keluarga pun mendapat kemudahan karena bisa mengetahui lebih awal di mana anggota keluarganya akan menginap selama masa karantina di asrama haji. Ini memberi rasa aman sekaligus transparansi dalam pelayanan haji yang lebih modern.
“Munakosah akan memberikan layanan yang lebih cepat, tertib, aman, dan nyaman. Bahkan keluarga juga bisa tahu lebih awal penempatan jemaah saat di asrama haji,” tandasnya.***