JAKARTA – Seorang oknum polisi berinisial A yang bertugas di Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Jawa Barat (Jabar) diduga melakukan kekerasan terhadap seorang perempuan yang merupakan kekasihnya. Korban mengaku mengalami kekerasan selama sekitar empat bulan.
Kasus ini pertama kali viral di media sosial setelah korban membagikan pengalaman tragisnya tersebut melalui akun Instagram pribadinya, @prischalauraa_.
Dalam unggahannya itu, korban juga memperlihatkan sejumlah luka lebam di berbagai bagian tubuh, serta foto oknum polisi yang diduga menjadi pelaku kekerasan.
“Sebenernya aku gamau speak up tentang masalah yang aku rasain selama 4 bulan kemaren, aku gatau harus cerita kemana dan ke siapa lagi akhirnya aku beraniin buat nge-up ini,” tulis akun @prischalauraa_, Senin (23/12).
Korban, yang akrab disapa Chaca, mengungkapkan bahwa kekerasan dari pelaku dimulai sejak Maret 2024. Akibat kekerasan tersebut, ia sempat dirawat di rumah sakit selama satu minggu karena luka pada bagian mulut dan pelipis mata.
Kejadian bermula ketika Chaca diminta datang menemui pelaku yang sedang bertugas di sebuah gudang di daerah Cirebon. Saat itu, ia tanpa sengaja melihat notifikasi pesan Direct Message (DM) di Instagram milik pelaku.
“Lalu aku ga sengaja ngeliat notif dm IG di hp dia trs lalu dia marah dan dicekik dan ngejambak pukul bagian muka aku,” jelas Chaca.
Akibat pemukulan tersebut, Chaca harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan selama seminggu. Selain itu, ia juga menjalani konseling ke psikiater karena mengalami trauma mendalam.
“Sebenernya masalah ini dari bulan Maret kemaren tentang aku dipukul dibagian mulut dan bagian pelipis mata sampe masuk ke rumah sakit selama 1 minggu oleh seorang oknum berinisial (A) dinas di Biddokes Polda Jabar,” ungkap Chaca.
Kekerasan itu berlanjut dari Agustus hingga akhir Oktober setelah pelaku dipindahkan tugas ke Bandung. Menurut Chaca, pelaku mempertahankan hubungan bukan karena perasaan cinta, melainkan karena takut ia akan mengungkap kejadian tersebut kepada publik. Chaca mengaku sering diberi janji-janji manis agar tidak membicarakan kejadian ini kepada siapa pun.
“Dimana dia mertahanin aku bukan karna sayang tapi dia cuma takut kalo aku speak up ke orang orang. Makanya setelah kejadian aku gamau visum bukan tanpa alasan tapi aku selalu di suap sama janji janji dan bodoh nya aku percaya, tapi ini bukan waktu nya untuk menyalahkan diri sendiri karna nasi sudah menjadi bubur,” ungkapnya.
Mulanya, berat bagi Chaca untuk menceritakan pengalaman pahit yang dialaminya itu. Namun, karena tak ingin ada korban lain yang mengalami kejadian serupa, Chaca pun akhirnya memberanikan diri untuk bersuara.
“Tujuan aku speak up biar ga ada korban selanjutnya. Aku gabisa merubah apa yang sudah terjadi tapi semoga aku bisa merubah apa yang akan terjadi,” tutupnya.