JAKARTA – Pangeran Harry telah berusaha membatalkan perubahan ketentuan terkait pengamanan dirinya di Inggris, yang diberlakukan setelah ia dan istrinya, Duchess of Sussex, mengundurkan diri dari tugas kerajaan pada tahun 2020. Dalam upayanya, Harry mengklaim bahwa Komite Eksekutif untuk Perlindungan Anggota Kerajaan dan Tokoh Publik, yang bertanggung jawab atas pengesahan kebijakan keamanan, telah melanggar prosedur mereka sendiri dengan tidak mengadakan rapat manajemen risiko sebelum mengambil keputusan.
Menurut ketentuan keamanan yang baru, Harry hanya diberikan pengamanan dengan kualitas yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Setelah gagal dalam gugatan hukum terkait pengamanan pribadi, Harry mengungkapkan rasa kecewanya karena keputusan tersebut membuatnya tidak dapat menunjukkan Inggris kepada anak-anaknya.
“Saya tidak bisa membayangkan membawa istri dan anak-anak saya kembali ke Inggris saat ini… Saya mencintai negara saya. Saya selalu mencintainya, meskipun ada beberapa orang di negara ini yang melakukan hal-hal tertentu,” ungkapnya. “Saya sangat merindukan Inggris. Dan sangat menyedihkan saya tidak bisa memperkenalkan tanah air saya kepada anak-anak saya,” tambahnya.
Harry juga mengungkapkan kekhawatirannya tentang dampak keputusan pengadilan tersebut, yang menurutnya dapat menciptakan preseden baru. “Yang lebih membuat saya khawatir daripada apapun adalah bahwa keputusan ini membuka jalan bagi penggunaan keamanan untuk mengendalikan anggota keluarga, yang pada akhirnya dapat mengekang pilihan hidup mereka,” katanya.