JAKARTA – Christian Horner, Team Principal Red Bull F1, mengungkapkan bahwa insiden yang melibatkan Max Verstappen dan Kimi Antonelli di pit-lane pada Sprint Race di Miami disebabkan oleh “kesalahan manusia.” Saat tim bersiap mengganti ban menuju kondisi kering, pit-lane di Miami menjadi sangat padat.
Verstappen keluar dari pit-box Red Bull tepat pada saat Antonelli hendak memasuki pit-box Mercedes yang terletak tepat di depan pit Red Bull. Akibatnya, terjadi senggolan yang tidak terhindarkan, menyebabkan Verstappen mengalami kerusakan pada sayap depannya.
Antonelli, yang gagal masuk ke pit-box, harus menyelesaikan satu putaran tambahan dengan ban intermediate, yang merusak balapannya. Sebagai akibat dari insiden tersebut, Verstappen dijatuhi penalti waktu 10 detik oleh steward, yang membuatnya turun ke posisi paling belakang setelah Safety Car di akhir balapan. Sebelumnya, Verstappen juga kehilangan satu posisi dari Lewis Hamilton akibat kerusakan yang dialaminya.
Setelah balapan, Horner mengakui bahwa kejadian tersebut merupakan “kesalahan manusia” dan tim Red Bull berkomitmen untuk belajar dari insiden tersebut. “Ya, itu adalah kesalahan manusia. Kami akan belajar darinya,” kata Horner kepada Ted Kravitz dari Sky Sports.
Verstappen, yang sudah menghadapi masalah serupa pada musim ini, juga memberi pandangannya tentang insiden tersebut. “Ini adalah insiden yang berbeda, jadi kita tidak bisa membandingkan semuanya, tetapi kami semua tidak menginginkan hal ini terjadi. Namun, itu sudah terjadi,” ujarnya. “Kami perlu menyelidikinya lebih lanjut, tapi saya senang tidak ada yang terluka,” tambah Verstappen, mengingat dampak dari benturan dengan mobil-mobil F1 yang bisa sangat berbahaya.
Insiden pit-lane ini bukan kali pertama Red Bull menghadapi masalah dalam hal operasional di pit stop musim ini. Sebelumnya, di Grand Prix Bahrain, tim mengalami gangguan akibat sistem lampu lalu lintas yang rusak, yang menyebabkan pit stop lambat bagi Verstappen dan Yuki Tsunoda. Hal ini memicu ketegangan di dalam tim dan mendorong adanya pertemuan krisis setelah balapan. Red Bull, yang dikenal sebagai tim terkemuka dalam hal pit stop dalam beberapa tahun terakhir, berharap dapat memperbaiki sistem operasional mereka untuk menghindari insiden serupa di masa depan.