JAKARTA – Jajaran Polsek Metro Tanah Abang menggelar operasi penertiban atribut organisasi masyarakat (ormas) yang dipasang secara ilegal di ruang publik. Aksi ini menyasar bendera-bendera ormas seperti Pemuda Pancasila (PP) dan Forum Betawi Rempug (FBR) yang dinilai memicu kesan premanisme di wilayah Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Dalam operasi yang dipimpin langsung oleh Kanit Reskrim Polsek Metro Tanah Abang, Kompol Martua Malau, sebanyak lima bendera ormas dicopot dari berbagai titik. Penertiban dilakukan secara humanis, dengan petugas berkoordinasi bersama tokoh ormas setempat.
“Sudah kami koordinasikan secara humanis dengan para tokoh ormas. Mereka kooperatif dan mencopot sendiri benderanya,” ujar Kompol Martua Malau.
Atribut Ormas Picu Ketidaknyamanan Publik
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, menegaskan bahwa penertiban ini merupakan bagian dari Operasi Brantas Jaya 2025 untuk menciptakan ruang publik yang aman dan nyaman. Menurutnya, atribut ormas yang dipasang tanpa izin kerap memunculkan persepsi negatif, seperti intimidasi dan premanisme.
“Kami ingin memastikan ruang publik di Jakarta Pusat bersih dari simbol-simbol yang bisa memunculkan rasa takut atau ketimpangan sosial. Premanisme tidak boleh dibiarkan tumbuh dari hal-hal sepele seperti ini,” tegas Susatyo.
Penertiban kali ini berfokus di wilayah Petamburan, dengan tiga bendera FBR di Jalan Petamburan III dan dua bendera Pemuda Pancasila di Jalan Petamburan II yang berhasil diturunkan. Operasi serupa juga dilakukan serentak di wilayah lain, dengan Kecamatan Sawah Besar mencatatkan penurunan atribut terbanyak, yakni 32 bendera ormas.
Tangkap Pelaku Pungli di Thamrin City
Selain membersihkan atribut ormas, polisi juga menindak aksi premanisme di lapangan. Dua pelaku pemalakan, S (39) dan TP (25), ditangkap di kawasan Thamrin City, Tanah Abang, karena memaksa sopir mobil boks membayar parkir liar sebesar Rp20.000 dengan ancaman kekerasan. Keduanya kini dijerat Pasal 368 KUHP tentang Pemerasan, dengan ancaman hukuman hingga 9 tahun penjara.
“Kami tidak beri ruang untuk aksi premanisme. Siapa pun yang mengintimidasi warga di ruang publik akan kami tindak tegas,” kata Susatyo, menegaskan komitmen kepolisian dalam menjaga ketertiban.
Langkah Menuju Jakarta yang Lebih Aman
Operasi ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk TNI, yang turut serta dalam upaya pemberantasan premanisme di seluruh Indonesia. Pangdam Jaya bahkan memerintahkan anak buahnya untuk mendampingi polisi dalam membersihkan aksi premanisme.
Warga sekitar menyambut baik langkah kepolisian ini.
“Kami merasa lebih tenang kalau tidak ada bendera-bendera yang bikin was-was. Semoga Jakarta semakin aman,” ujar Budi, seorang pedagang di Tanah Abang.
Dengan pendekatan tegas namun humanis, polisi berharap dapat mengembalikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. Operasi Brantas Jaya 2025 akan terus digelar untuk memastikan Jakarta bebas dari praktik premanisme dan intimidasi.