BERLIN, JERMAN – Presiden Jerman Frank Walter Steinmeier menyampaikan ucapan hangat menyambut Idul Fitri 2024, menyerukan semangat saling menghargai antarpemeluk agama. Dalam pesannya yang dirilis Minggu (31/03), ia mengajak masyarakat merayakan momen ini dengan menjunjung nilai-nilai kebersamaan.
“Mari kita tunjukkan bahwa kita juga menghormati keyakinan dan pemahaman yang berbeda tentang yang Ilahi,” tegas Steinmeier.
Menurutnya, sikap ini menjadi kunci terwujudnya perdamaian “yang menjadi impian dan harapan para penganut semua agama.”
Islam di Jerman: Dari Kalender Ramadan hingga Tradisi Buka Bersama
Steinmeier menyoroti praktik Ramadan yang kian mengakar di Jerman, seperti tradisi buka puasa bersama warga nonmuslim.
“Ini lebih dari sekadar isyarat yang indah – ini sangat penting bagi kehidupan bersama kita sebagai masyarakat,”ujarnya.
Ia juga mengapresiasi kalender Ramadan ala Advent (Kristen) yang populer di kalangan anak muslim.
“Sebuah tanda kecil betapa Islam telah diterima di Jerman dengan segala tradisi khasnya,” tambahnya.
Keyakinan Bukan Penghalang, Tapi Perekat
Presiden Jerman itu menekankan bahwa menghargai perbedaan tidak mengurangi identitas keagamaan seseorang.
“Tidak ada yang kehilangan apapun dari keyakinannya sendiri ketika mengundang orang lain, dan tidak ada yang kehilangan apapun dari keyakinannya ketika menerima undangan tersebut.”
Sebagai seorang Kristiani, Steinmeier mengakui peran agama dalam memberikan makna hidup.
“Agama memberi hidup suatu struktur dan dimensi yang melampaui dunia sehari-hari.”
Idul Fitri dan Pesan Global Rekonsiliasi
Idul Fitri menandai berakhirnya Ramadan, bulan di mana umat muslim berpuasa dari fajar hingga magrib. Dengan sekitar 1,9 miliar penganut di dunia – terutama di Indonesia, India, Pakistan, dan Bangladesh – Steinmeier berharap momen ini jadi pengingat pentingnya rekonsiliasi global.