JAKARTA – Amirul Wicaksono, tokoh teknologi perbankan yang pernah jadi motor penggerak transformasi digital Bank DKI, kini menjadi pusat perhatian publik setelah resmi diberhentikan dari jabatannya.
Ia dicopot oleh Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ), Pramono Anung, pada 8 April 2025, menyusul gangguan besar sistem digital yang mengguncang layanan Bank DKI sejak 29 Maret 2025.
Pencopotan Amirul yang terpilih pada RUPS Bank DKI 2021 di era Gubernur Anies Baswedan ini, sekaligus menandai titik balik tajam dalam karier cemerlangnya yang semula dipenuhi berbagai pencapaian strategis.
Amirul, yang dikenal sebagai otak di balik digitalisasi layanan Bank DKI—termasuk penerapan sistem pembayaran non-tunai di rumah sakit milik daerah dan kolaborasi KUB dengan Bank NTT—akhirnya tersandung masalah internal.
Dalam rapat terbatas di Balai Kota Jakarta, Pramono menyatakan tegas langkahnya, “Jadi, untuk itu saya akan putuskan pembebastugasan direktur IT-nya segera dilakukan dan harus dilakukan sekarang,” ungkapnya. Bahkan, kasus ini diperintahkan untuk dilaporkan ke Bareskrim Polri karena diduga melibatkan pihak internal.
Gangguan layanan yang disebut-sebut berasal dari fitur pemeliharaan otomatis membuat layanan digital Bank DKI terganggu parah, terutama pada aplikasi JakOne Mobile dan transaksi antar bank.
Kondisi ini membuat banyak nasabah kesulitan mengakses rekening dan melakukan transaksi lintas jaringan. Tudingan adanya sabotase dari dalam membuat situasi makin pelik, dan Amirul yang kala itu juga menjabat sebagai Plt. Direktur Utama Bank DKI berada di pusaran konflik.
Mulai Menjabat Sejak 2021
Amirul lahir di Magelang, 2 Juli 1968. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana teknik di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1994, kemudian melanjutkan studi magister manajemen di kampus yang sama dan lulus pada 1997.
Tidak berhenti di situ, ia menyabet gelar doktor dalam Ilmu Ekonomi dari Universitas Trisakti, Jakarta, pada 2020. Jejak pendidikannya mencerminkan fondasi akademik yang kuat, terutama dalam bidang teknologi dan ekonomi.
Amirul mulai menjabat sebagai Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI pada 28 Juni 2021 berdasarkan hasil RUPS Tahunan yang dituangkan dalam Akta No. 57.
Penunjukan ini disahkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK No. KEP-150/D.03/2021 pada 5 Oktober 2021. Masa jabatan tersebut berlaku hingga penutupan RUPS tahun 2025.
Selama menjabat, Amirul tidak memiliki rangkap jabatan di lembaga keuangan lain maupun afiliasi dengan anggota direksi, komisaris, atau pemegang saham pengendali Bank DKI. Ia juga tidak tercatat sebagai pemegang saham Bank DKI maupun institusi keuangan lain.
Puncak karier Amirul terjadi pada awal 2025 ketika ia menerima penghargaan bergengsi “Indonesia 20 Popular CIO & CTO Awards 2025” dari The Iconomics. Penghargaan ini diberikan atas kontribusinya dalam inovasi teknologi finansial, termasuk penguatan sistem keamanan siber dan peningkatan layanan digital Bank DKI.
Ia juga menjadi figur penting dalam kerja sama strategis Bank DKI dengan Bank NTT dalam skema Kelompok Usaha Bersama (KUB), serta pelopor sistem digitalisasi layanan pembayaran rumah sakit di DKI Jakarta.
Karier Lengkap Amirul Wicaksono
2021 – 2025: Direktur Teknologi dan Operasional, Bank DKI
2018 – 2021: Pemimpin Divisi Bisnis Digital, BNI Syariah
2016 – 2017: Wakil Pemimpin Divisi Elektronik Banking, BNI
2014 – 2015: Pemimpin Cabang BNI KCU Fatmawati, Jakarta
2011 – 2014: Pemimpin Cabang BNI KCU Harmoni, Jakarta
2010 – 2011: Project Leader, BNI Reformasi 1.0
2004 – 2009: AVP E-Banking, BNI
Karier panjangnya di BNI menunjukkan dedikasi tinggi terhadap teknologi dan transformasi layanan perbankan, yang kemudian membawanya dipercaya menduduki jabatan strategis di Bank DKI.***