JAKARTA – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian atau Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Airlangga Hartarto, resmi meluncurkan program magang berbayar bagi lulusan baru perguruan tinggi. Program ini menyasar lulusan S1 dan D3 yang telah menyelesaikan studi maksimal satu tahun sebelumnya.
Pada tahap awal, pemerintah menargetkan 20 ribu peserta magang yang akan menjalani masa pelatihan selama enam bulan. Setiap peserta akan menerima gaji sebesar Rp3,3 juta per bulan, setara dengan upah minimum provinsi. Total anggaran yang disiapkan untuk program ini mencapai Rp198 miliar.
Salah satu komentar publik menyebut program ini sebagai terobosan yang relevan dengan kebutuhan angkatan kerja muda.
“Program magang ini bisa jadi angin segar bagi para fresh graduate, yang sejauh ini bingung setelah wisuda mau cari kerja di mana, dan mau kerja apa,” ujar Iwan Setiawan, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR).
Ia menilai program tersebut menyasar langsung akar persoalan yang setiap tahun melahirkan pengangguran baru.
“Saya percaya, dengan kebijakan seperti ini tingkat pengangguran di Indonesia akan semakin turun secara signifikan,” lanjutnya.
Selain memberikan pengalaman kerja, program ini dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sinergi dengan kebijakan dan insentif lainnya.
“Apalagi magangnya berbayar. Secara langsung, selain mengurangi pengangguran yang saat ini terbanyak di angkatan muda, juga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Ia berharap para penerima manfaat dapat memaksimalkan kesempatan ini untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing di dunia kerja.
“Outputnya diharapkan menciptakan angkatan kerja yang berkompeten dan bisa bersaing. Dan kita juga berharap, program seperti ini tidak berhenti hanya pada gelombang pertama, semoga akan ada gelombang-gelombang berikutnya,” tuturnya.
Lebih jauh, ia menilai bahwa jika keseluruhan paket ekonomi 2025—yang mencakup delapan program akselerasi, empat program lanjutan di 2026, dan lima program penyerapan tenaga kerja—berjalan sesuai rencana, maka persoalan pengangguran, kemiskinan, dan ekonomi makro dapat ditangani secara efektif.




