JAKARTA – Puluhan ribu orang berkumpul pada Sabtu (4/1) waktu setempat untuk menggelar protes terkait huru-hara politik yang menyertai pemakzulan Presiden Yoon Suk-yeol. Baik pendukung maupun penentang Presiden Yoon menggelar aksi di Seoul.
Menurut laporan Yonhap, sekitar 35.000 pendukung Yoon mengadakan demonstrasi di sekitar Lapangan Gwanghwamun, pusat kota Seoul, pada siang hari. Mereka kemudian berpindah ke Hannam-dong, distrik Yongsan, untuk menghadapi pengunjuk rasa yang menentang Yoon.
Serikat buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Buruh Korea (KCTU) juga menggelar aksi dengan tuntutan agar Yoon segera ditangkap. Anggota KCTU mencoba mendekati kediaman Presiden Yoon, namun aksi mereka diblokir oleh aparat kepolisian. Bentrokan fisik pun terjadi, menyebabkan dua orang ditahan atas dugaan menyerang petugas.
Aksi unjuk rasa menyebabkan kemacetan parah di jalan-jalan sekitar, bahkan Stasiun Hangangjin di Seoul sempat ditutup sementara.
Sementara itu, protes besar lainnya juga berlangsung di dekat Lapangan Gwanghwamun, dengan seruan agar Yoon ditangkap.
Pada Jumat (3/1), Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) gagal menahan Yoon, setelah terjadinya kebuntuan dalam negosiasi dengan tim keamanan presiden saat Yoon hendak dibawa dari kompleks kediaman. Yoon, yang telah dimakzulkan melalui pemungutan suara Majelis Nasional, kini menunggu putusan akhir dari Mahkamah Konstitusi.
Penyelidikan terkait keputusan Yoon mengeluarkan dekrit darurat militer sedang dilakukan, meskipun Yoon menolak untuk hadir dalam sesi interogasi. Hal ini menyebabkan pengadilan mengeluarkan surat perintah penahanan terhadapnya.