WASHINGTON,DC, AS – Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat, Pete Hegseth diduga membocorkan informasi rahasia terkait rencana serangan udara ke Yaman melalui aplikasi Signal kepada istri dan kakaknya. Kebocoran ini menimbulkan pertanyaan serius tentang keamanan komunikasi di Pentagon dan memperpanjang daftar kontroversi Hegseth di awal masa jabatannya.
Bocoran Rahasia di Grup Obrolan Keluarga
Berdasarkan laporan eksklusif, Hegseth disebut menggunakan grup obrolan pribadi di Signal untuk membagikan detail sensitif terkait operasi militer terhadap kelompok Houthi di Yaman pada Maret 2025. Dalam percakapan itu, ia memaparkan jadwal serangan udara, termasuk informasi teknis yang seharusnya hanya diketahui oleh pejabat tinggi.
Yang mengejutkan, istrinya, Jennifer Rauchet, dan kakaknya, Phil Hegseth, tergabung dalam grup itu. Padahal keduanya tidak memiliki peran resmi dalam urusan militer.
Informasi yang dibocorkan meliputi waktu pelaksanaan serangan dan jenis pesawat tempur yang digunakan, seperti F/A-18 Hornet. “Ini informasi sangat rahasia, dan operasi belum berjalan saat itu,” ungkap seorang sumber anonim.
Jennifer Rauchet Kembali Disorot
Jennifer Rauchet, mantan produser Fox News yang kini istri Hegseth, kembali menjadi sorotan. Selain menerima informasi rahasia, ia diketahui menghadiri pertemuan internal di Pentagon bersama pejabat militer Inggris pada Maret 2025. Kehadirannya dalam forum resmi itu menuai kritik keras karena tak memiliki jabatan di pemerintahan.
Sementara itu, sang kakak, Phil Hegseth, yang bekerja sebagai penghubung antara Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Pentagon, juga menerima informasi serupa. Keterlibatan anggota keluarga dalam diskusi strategis ini dinilai melanggar protokol keamanan nasional.
Pentagon Panik, Kritik Muncul dari Berbagai Pihak
Kebocoran ini menyebabkan kepanikan di Pentagon. Beberapa pejabat senior menyebutnya sebagai “kehancuran total” yang bisa mengancam posisi Hegseth sebagai Menhan. “Pentagon kewalahan oleh drama internal dan pergantian staf,” kata mantan juru bicara John Ullyot
Ketua Komite Nasional Demokrat, Ken Martin, meminta Hegseth segera mundur, menyebut kasus ini sebagai “aib nasional.” Senator Jack Reed dari Partai Demokrat juga mengkritik keras tindakan Hegseth, menyebutnya sebagai “pengabaian sembrono terhadap hukum dan protokol keamanan.”
Namun, Presiden Donald Trump tetap membela bawahannya. “Pete melakukan pekerjaan yang hebat. Ini hanya berita palsu dari orang-orang yang kecewa,” ujar Trump dalam wawancara dengan *CNN.* “Tanyakan saja pada Houthi bagaimana rasanya.”
Penyelidikan Resmi Dimulai
Inspektur Jenderal Pentagon kini tengah menyelidiki insiden ini. Fokus penyelidikan adalah pada sistem komunikasi rahasia yang digunakan oleh Hegseth dan stafnya. Skandal ini juga mendorong anggota Kongres dari kedua kubu untuk meninjau ulang prosedur keamanan dalam lingkaran pemerintahan Trump.
Menanggapi tudingan itu, Hegseth membantah keras. “Ini hanya cerita dari mantan karyawan yang kecewa. Mereka mencoba merusak reputasi saya. Tapi ini tidak akan berhasil,” ujarnya dalam pernyataan di Gedung Putih.