Tanah longsor paling mematikan di dunia tercatat dalam sejarah telah mengakibatkan sedikitnya 200.000 kematian. Angka tersebut menjadikan bencana alam tanah longsor menjadi ancaman yang nyata dalam peradaban manusia.
Di Indonesia sendiri, baru-baru ini banjir bandang disertai tanah longsor menimpa Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, pada Selasa (21/1/2025).
Berdasarkan info terbaru, bencana maut itu dilaporkan telah memakan 25 korban jiwa, 9 orang hilang, sementara 10 orang lainnya dikabarkan mengalami luka-luka.
Kabar tersebut tentu berhasil menyayat hati siapapun yang mendengarnya.
Sementara itu, sepanjang sejarah, terdapat beberapa bencana tanah longsor paling mematikan di dunia yang dampaknya lebih mengerikan daripada itu.
Daftar Tanah Longsor Paling Mematikan di Dunia
Berikut ini adalah beberapa bencana tanah longsor paling mematikan di dunia yang perlu diketahui:
1. Tanah Longsor Haiyuan, China 1920
Tanah longsor paling mematikan di dunia dengan korban jiwa terbanyak terjadi di Haiyuan, China pada tanggal 16 Desember 1920 malam. Tidak begitu jelas berapa jumlah korban yang gugur dalam peristiwa ini, tapi dari yang diperkirakan bencana ini telah merenggut sedikitnya 200.000 nyawa.
Bencana tanah longsor yang lebih dikenal sebagai tragedi Haiyuan ini bermula dari gempa bumi Gansu pada tahun 1920, yang secara tak terduga memicu 675 tanah longsor besar di seluruh Provinsi Gansu.
Pusat gempa yang saat itu berada di Kabupaten Haiyuan, kini bagian dari Daerah Otonomi Ningxia Hu, mengalami lebih dari 50.000 tanah longsor. Kerusakan tanah yang masif memicu serangkaian gempa susulan yang berlangsung hingga tiga tahun.
Dampaknya begitu dahsyat, sejumlah sungai berubah aliran akibat bendungan alami yang terbentuk. Haiyuan kehilangan lebih dari separuh penduduknya, dengan korban jiwa juga meluas ke wilayah tetangga seperti Gansu dan Shaanxi. Sementara itu, Kabupaten Xiji terkubur di bawah salah satu longsoran.
Situasi semakin diperburuk oleh Perang Saudara China yang berlangsung pada saat itu, menjadikan tragedi ini salah satu bencana dengan korban jiwa terbanyak dalam sejarah China.
2. Longsor di Venezuela, Tragedi Vargas 1999
Bencana tanah longsor terburuk di dunia selanjutnya terjadi di Vargas, Venezuela.
Hujan deras yang terus mengguyur lereng Sierra de Ávila di Negara Bagian Vargas, Venezuela, pada pertengahan Desember 1999, memicu ribuan tanah longsor mematikan.
Peristiwa yang berlangsung sekitar 15 Desember itu tercatat sebagai salah satu bencana paling tragis dalam sejarah negara tersebut.
Hujan badai memicu tanah longsor dan banjir yang menghancurkan kota-kota serta desa-desa di sekitarnya. Situasi ini membuat upaya evakuasi dan penyelamatan menjadi sangat sulit.
Kota Carmen de Uria dan Cerro Grande terkubur sepenuhnya, sementara banyak rumah terseret hingga ke laut. Diperkirakan sekitar 10% populasi Vargas hilang akibat bencana ini.
Skala kerusakan begitu besar sehingga banyak jenazah tidak dapat ditemukan atau telah hanyut ke laut. Dari sedikitnya 30.000 korban jiwa, hanya sekitar seribu jasad yang berhasil ditemukan, menegaskan dahsyatnya dampak bencana tersebut.
3. Tanah Longsor Khait, Tajikistan 1949
Pada Juli 1949, tanah longsor besar melanda Kota Khait di Lembah Yarhich, Tajikistan, yang saat itu merupakan bagian dari Uni Soviet.
Longsor ini dipicu oleh gempa bumi Khait yang menewaskan ribuan orang dan menjadi salah satu bencana paling tragis dalam sejarah kawasan tersebut.
Longsor menghancurkan wilayah selatan Pegunungan Tien Shan di Tajikistan tengah, dengan dampak terparah dirasakan di Lembah Khait dan Yasman.
Sebanyak 33 desa terkubur di bawah puing-puing akibat runtuhnya endapan loess yang tidak stabil. Sebagai pengingat akan tragedi ini, sebuah patung wanita yang berduka didirikan di lokasi kejadian.
Kerusakan yang ditimbulkan begitu besar hingga kota-kota dan desa-desa di sekitarnya lenyap di bawah material longsor.
Namun, jumlah korban jiwa yang pasti sulit dipastikan karena Uni Soviet merahasiakan informasi ini. Diperkirakan sekitar 28.000 orang kehilangan nyawa dalam bencana tersebut.
4. Tanah Longsor di Kolombia 1985
Tanah longsor yang terjadi di Kolombia atau yang lebih dikenal sebagai tragedi Armero adalah bencana lanjutan yang terjadi setelah letusan stratovolcano Nevado del Ruiz di Tolima, Kolombia. Gunung berapi strato yang tidak aktif tiba-tiba meletus dan menghancurkan banyak kota dan desa.
Aliran vulkanik dari letusan mencairkan gletser di puncak gunung, menciptakan lahar yang membawa campuran es, salju, dan lumpur. Dengan kecepatan hingga 20 kaki per detik, aliran mematikan ini meluncur ke pemukiman di bawahnya, menghancurkan segalanya di jalurnya.
Kota Armero menjadi pusat kehancuran, tersapu oleh lahar yang menewaskan ribuan penduduk. Korban juga berjatuhan di wilayah lain, termasuk kota Chinchiná.
Dari sekitar 29.000 penduduk Armero dan desa-desa sekitarnya, diperkirakan 20.000 hingga 23.000 orang tewas dalam bencana yang terjadi begitu cepat sehingga banyak korban tidak sempat menyadari ancamannya.
5. Longsor Yungyai di Peru 1970
Pada 31 Mei 1970, longsor dahsyat melanda Yungay, sebuah komunitas pedesaan di Peru Bencana ini dipicu oleh kombinasi tiga peristiwa alam yang dimulai dengan gempa bumi Huascarán, yang mengguncang wilayah tersebut dan menghancurkan gletser di lereng Gunung Huascarán.
Runtuhan gletser membawa 50 hingga 100 juta meter kubik lumpur, es, dan bebatuan, meluncur sejauh 16,5 kilometer dengan kecepatan tinggi, menghancurkan desa Yungay yang berpenduduk sekitar 25.000 jiwa.
Longsor ini menyapu bersih hampir seluruh desa, menjadikannya kuburan massal. Hanya sekitar 350 orang yang selamat, sebagian besar anak-anak yang sedang berada di sirkus di lokasi yang lebih tinggi. Seorang badut sirkus dikisahkan menyelamatkan nyawa mereka dengan memimpin evakuasi ke tempat yang aman.
Saat ini, lokasi bekas desa Yungay dijadikan situs peringatan, dengan nisan sementara yang menjadi pengingat tragedi kelam ini. Longsor Yungay terus dikenang sebagai salah satu peristiwa longsor paling mematikan di dunia.
6. Longsor Diexi, China 2933
Pada 25 Agustus 1933, gempa bumi besar mengguncang Kabupaten Diexi Mao, Sichuan, China, memicu salah satu longsor paling mematikan di dunia. Bencana ini menelan sedikitnya 9.300 korban jiwa.
Gempa tersebut menyebabkan serangkaian tanah longsor di sepanjang Sungai Min, membendung aliran air dan membentuk tiga danau longsor besar.
Namun, bencana belum berakhir. Bendungan alami yang terbentuk di hilir runtuh 45 hari kemudian, pada 9 Oktober 1933, menghasilkan banjir dahsyat yang menghancurkan kawasan sekitar dan menyebabkan ribuan korban tambahan.
Peristiwa ini tercatat sebagai salah satu jebolnya bendungan longsor paling parah dalam sejarah China, mengukuhkan Tragedi Longsor Diexi sebagai bencana yang dikenang dalam catatan kelam tanah longsor di dunia dengan angka korban jiwa setidaknya 9.300 kematian.
7. Tanah Longsor di India Utara 2013
Pada 16 Juni 2013, curah hujan ekstrem memicu serangkaian tanah longsor dan banjir di Uttarakhand, India Utara, yang merenggut lebih dari 6.000 nyawa. Bencana ini tercatat sebagai salah satu tragedi alam terburuk di India sejak tsunami 2004.
Hujan yang jauh melebihi rata-rata tahunan memperparah situasi. Tanah longsor menyumbat aliran sungai, menyebabkan banjir besar yang melanda kawasan pemukiman.
Meskipun hujan deras juga melanda negara bagian lain seperti Haryana, Delhi, Himachal Pradesh, dan Uttar Pradesh, hampir 90% korban jiwa terjadi di Uttarakhand.
Jumlah korban jiwa yang awalnya dilaporkan sekitar 5.700 kemudian meningkat menjadi lebih dari 6.054, menjadikan peristiwa ini sebagai pengingat akan pentingnya pengelolaan pembangunan yang berkelanjutan di wilayah rentan bencana.
8. Tanah Longsor di Huaraz, Peru 1941
Pada dini hari 13 Desember 1941, bencana longsor dahsyat melanda Kota Huaraz, Peru. Peristiwa ini dipicu oleh jebolnya bendungan morainal yang menahan air lelehan glasial dari Danau Palcacocha, mengakibatkan banjir besar yang membawa puing-puing menghancurkan kota di bawahnya.
Air dan material longsor meluncur dengan cepat, membanjiri Huaraz dan sekitarnya. Dampak bencana ini tidak hanya merenggut sekitar 5.000 nyawa dan menghancurkan sepertiga kota, tetapi juga terus mengalir melalui Sungai Santa hingga mencapai Samudra Pasifik, meninggalkan jejak kehancuran di sepanjang jalurnya.
Kota yang saat itu berpenduduk sekitar 9.300 orang mengalami kerusakan total. Desa-desa tetangga juga terdampak akibat puing-puing yang terbawa aliran deras. Bencana ini menjadi pengingat akan kerentanan kawasan pegunungan Peru terhadap longsor, terutama di wilayah yang berdekatan dengan gletser.
Kini, lokasi bekas kota Huaraz lama telah berubah, sebagian besar digantikan oleh Danau Palcacocha, simbol dari tragedi yang menegaskan posisi peristiwa ini sebagai salah satu longsor paling mematikan di dunia.
9. Longsor Salju di Nevado Huascaran 1962
Gunung Huascarán di Peru, yang terkenal dengan puncaknya yang berselimut salju dan menjulang hingga 22.205 kaki, menjadi saksi tragedi besar pada Januari 1962.
Pencairan es memicu runtuhnya sebagian puncak utara gunung, menyebabkan longsoran salju dahsyat yang merenggut hampir 4.500 nyawa.
Longsoran salju, yang dikenal masyarakat setempat sebagai ‘Huayco,’ melibatkan lapisan es raksasa dengan lebar sekitar 1 kilometer dan tinggi mencapai 40 kaki. Saat bergerak cepat menuruni lereng, lapisan es ini membawa batu dan puing-puing, memperkuat kekuatannya hingga akhirnya mengubur seluruh Desa Ranrahica di bawahnya.
Bencana ini menjadi salah satu peristiwa longsor paling mematikan dalam sejarah Peru, meninggalkan luka mendalam bagi komunitas yang kehilangan ribuan nyawa dalam hitungan menit.
10. Longsor Bendungan Vajont, Italia 1963
Pada tahun 1963, Bendungan Vajont di Italia dinobatkan sebagai yang tertinggi di dunia, namun konstruksinya membawa malapetaka besar. Aktivitas seismik yang dipicu oleh pembangunan bendungan menciptakan risiko fatal bagi penduduk di wilayah bawahnya.
Bencana terjadi pada 9 Oktober 1963, ketika bongkahan besar gunung setara dengan ukuran kota jatuh ke dalam danau buatan di balik bendungan. Longsoran ini memicu tsunami dahsyat, menghasilkan gelombang setinggi 250 meter (820 kaki) yang meluluhlantakkan Lembah Piave di bawahnya.
Dampaknya begitu menghancurkan, gelombang tsunami daratan dan hembusan udara yang dihasilkan dari longsoran menyerupai kekuatan ledakan bom atom.
Kota Longarone hampir hancur total, menyisakan hanya 30 anak yang selamat. Secara keseluruhan, tragedi ini merenggut 2.500 nyawa dan menghancurkan beberapa kota serta desa di sekitarnya.
Meskipun bendungan tetap utuh dan berhasil menahan dua pertiga airnya, bencana ini menjadi salah satu peristiwa paling tragis dalam sejarah Italia, mengingatkan dunia akan bahaya pembangunan infrastruktur besar di area rawan bencana.
11. Longsor Lahar Gunung Kelud 1919
Bencana longsor paling mematikan di dunia juga terjadi di Indonesia, tepatnya di wilayah Gunung Kelud, Jawa Timur. Bencana ini bahkan terdaftar sebagai salah satu bencana tanah longsor terburuk di abad ke-20.
Pada 19 Mei 1919, Gunung Kelut di Jawa Timur meletus dengan dahsyat, mengeluarkan hembusan air dari danau kawahnya yang mengalir ke sisi lereng gunung. Peristiwa ini memicu serangkaian longsor lahar vulkanik yang menghancurkan desa-desa di sekitarnya.
Sekitar 40 juta meter kubik air tercampur material vulkanik, abu, dan sedimen, menciptakan longsor lahar meluncur dengan kecepatan tinggi. Lahar mematikan tersebut berhasil menelan hampir 100 desa dan merenggut sekitar 5.100 nyawa.
Gunung Kelut kembali meletus pada 1966, menewaskan lebih dari 200 orang. Sebagai langkah mitigasi, serangkaian terowongan bernama Terowongan Ampera dibangun untuk mengatur ketinggian air kawah.