JAKARTA – TikTok memperkenalkan fitur baru bernama Feed STEM yang memungkinkan pengguna untuk mengakses konten edukatif seputar Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Matematika (STEM). Fitur ini tersedia untuk seluruh pengguna TikTok.
Peluncuran Feed STEM diumumkan pada Rabu, (5/3/2025), dengan dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Acara ini dihadiri oleh Angga Anugrah Putra, General Manager Content Operation Southeast Asia TikTok, Bonifasius Wahyu Pudjianto, Kepala Badan Pengembangan SDM Komunikasi dan Digital Komdigi, Hilmi Adrianto, Head of Public Policy and Government Relations TikTok Indonesia, serta sejumlah kreator konten edukatif.
Cara Mengaktifkan Feed STEM
Menurut Angga, fitur STEM akan otomatis muncul untuk pengguna TikTok di bawah usia 18 tahun. Sementara itu, bagi pengguna di atas 18 tahun, fitur ini harus diaktifkan secara manual melalui pengaturan profil.
“Feed STEM akan muncul secara otomatis untuk pengguna di bawah 18 tahun. Harapannya, ini dapat menginspirasi lebih banyak talenta muda,” ujar Angga.
Berikut adalah langkah-langkah untuk mengaktifkan fitur STEM bagi pengguna di atas 18 tahun:
- Buka Profil di bagian bawah aplikasi TikTok
- Ketuk menu atau simbol garis tiga di bagian atas, lalu pilih Pengaturan dan Privasi
- Pilih sub-menu Preferensi Konten
- Pilih opsi STEM Feed
- Ketuk tombol Aktifkan
Konten yang Tersedia di Feed STEM
Feed STEM hadir sebagai komitmen TikTok untuk mendukung pencinta konten edukatif agar lebih mudah menemukan informasi yang relevan. Kehadiran fitur ini juga sejalan dengan misi pemerintah untuk menghasilkan 9 juta talenta digital pada tahun 2030.
Konten yang muncul di Feed STEM harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain:
- Konten yang memiliki tujuan pembelajaran yang jelas.
- Konten yang mencakup materi dengan kedalaman dan luas yang memadai.
- Konten yang dapat diverifikasi, dengan akurasi, validitas, dan kegunaan yang terjamin.
Sementara itu, ada konten yang dilarang muncul di Feed STEM, seperti:
- Konten terkait kontroversi politik.
- Konten eksperimen DIY yang berbahaya, menggunakan bahan berbahaya seperti api, bahan peledak, bahan kimia, atau obat-obatan.
- Konten deepfake.
- Konten yang mengandung misinformasi.
- Konten yang bertujuan untuk monetisasi.