JAKARTA – Situasi geopolitik internasional yang tengah memanas, terutama akibat eskalasi konflik Iran-Israel, menjadi perhatian serius bagi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menegaskan bahwa Indonesia harus mengambil langkah sigap dengan memperkuat postur pertahanan nasional demi menjaga stabilitas dan kedaulatan negara dari potensi imbas konflik luar negeri.
Dalam kuliah umum yang disampaikan di hadapan 212 Perwira Siswa Dikreg LIII Sesko TNI TA 2025 di Graha Widya Adibrata, Bandung, Jawa Barat, Jenderal Agus menyoroti meningkatnya dinamika kekuatan militer global yang lahir dari konflik.
Ia menyatakan bahwa pergeseran kekuatan ini perlu dijawab dengan strategi kebijakan luar negeri yang adaptif serta penguatan kemampuan pertahanan yang terencana.
“Kemunculan kekuatan-kekuatan baru dan meningkatnya ketegangan global menuntut Indonesia untuk menyusun strategi kebijakan luar negeri dan pertahanan yang proaktif dan berdampak jangka panjang,” ujar Agus dalam siaran pers resmi Mabes TNI yang diterima Kamis di Jakarta.
Agus menekankan bahwa arah kebijakan pertahanan nasional harus tetap berpijak pada prinsip politik luar negeri bebas aktif.
Dalam konteks tersebut, salah satu langkah konkret yang dapat diambil adalah memperkuat kerja sama militer dengan negara-negara sahabat sebagai bentuk diplomasi pertahanan yang produktif.
Menurutnya, kerja sama tersebut tak hanya membina hubungan bilateral yang lebih erat, tapi juga mampu menciptakan stabilitas keamanan regional.
Namun, Agus mengingatkan, jika jalur diplomasi belum cukup meredam dampak konflik global, maka opsi penguatan kesiapan militer dalam negeri harus ditempuh.
“Oleh karena itu, TNI dituntut untuk mengantisipasi setiap perubahan global yang berpotensi mempengaruhi stabilitas nasional,” jelasnya.
Konteks pernyataan Jenderal Agus tidak lepas dari krisis terkini yang melibatkan dua kekuatan besar di Timur Tengah.
Sejak 13 Juni 2025, Israel meluncurkan serangan masif ke wilayah Iran, menargetkan fasilitas nuklir dan pusat-pusat komando militer strategis.
Serangan ini telah menewaskan 585 orang dan melukai lebih dari 1.300 warga Iran, berdasarkan laporan resmi media setempat hingga Rabu (18/6).
Sebagai balasan, militer Iran meluncurkan rudal balistik ke wilayah Israel yang menewaskan sedikitnya 24 orang dan melukai 500 lainnya.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran besar akan perluasan konflik, yang bisa berimbas pada keamanan global, termasuk di kawasan Asia Tenggara.
Pemerintah Indonesia, melalui pernyataan resmi, mengecam keras tindakan militer Israel terhadap Iran yang dinilai melanggar hukum internasional dan membahayakan stabilitas global.
Dalam situasi seperti ini, kesiapsiagaan militer Indonesia menjadi komponen penting dalam menjaga keutuhan nasional dan perdamaian regional.***