JAKARTA – Indonesia dinilai berada pada posisi strategis di tengah ketidakpastian geopolitik dan perlambatan ekonomi global. Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan hal ini dalam acara di Jakarta, seraya menyoroti apresiasi dunia terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
“Pidato Presiden di PBB sangat baik, mendapat pujian dari Sekretaris Komersial AS, Gina Raimondo. Apresiasi dunia terhadap Indonesia sangat tinggi,” ujar Luhut dalam Acara 1 tahun Prabowo Gibran Piala Adhikarya Garuda TV, Senin (20/10/2025).
Menurut Luhut, posisi Indonesia yang seimbang antara dua kutub ekonomi dunia, AS dan Tiongkok, serta hubungan baik dengan Eropa melalui SEPA (Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif), menjadi kekuatan utama.
“Kita mampu bernavigasi di celah-celah masalah global, termasuk disrupsi rantai pasok dan fragmentasi geopolitik,” tambahnya.
Luhut juga optimistis Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi 8% pada 2028-2029 melalui transformasi digital dan deregulasi.
Ia mencontohkan proyek government technology di Banyuwangi yang akan dievaluasi untuk ekspansi nasional pada 2026.
“Digitalisasi ini mengurangi korupsi dan hemat 40% belanja negara. Vietnam tumbuh 8,22% dengan strategi ini, kita juga bisa,” tegasnya.
Investasi di bidang AI dan transisi rendah karbon juga menjadi fokus. “AI adalah peluang besar, tapi harus hati-hati. Investasi global di AI hampir satu triliun dolar,” ungkap Luhut, seraya mendorong anak muda Indonesia mengambil peran dalam teknologi masa depan.