JAKARTA – Desa memiliki potensi yang menjanjikan sebagai masa depan negara yang maju. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membangun dan mendorong pembangunan berkelanjutan di desa agar harapan kita terwujud dalam desa yang unggul dan sejahtera.
Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar menekankan perlunya kerja sama dan kolaborasi yang lebih luas dalam membangun desa agar percepatan pembangunan dapat terjadi dengan segera. Kitong Bisa Foundation (KBF) dan GESID berupaya untuk mewujudkan keinginan bersama ini dengan menjalin kerjasama.
Dalam diskusi dan pelantikan Badan Pengurus Nasional Generasi Emas Indonesia (BPN-GESID), Billy menyampaikan bahwa KBF dan GESID sedang menjalankan kerjasama untuk meluncurkan sebuah aplikasi pendamping desa dalam waktu dekat. Aplikasi ini diharapkan dapat memudahkan akses bagi masyarakat di pedesaan.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokhim Dahuri, menyebut bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar, namun sayangnya potensi tersebut belum terkelola dengan baik. Masalah kompleksitas yang belum terpecahkan menjadi salah satu hambatan dalam mendorong pembangunan di semua tingkatan.
Desa di Indonesia kaya potensi di hampir semua sektor, tetapi belum didukung oleh kebijakan yang memadai. Misalnya, persoalan impor yang seharusnya tidak perlu dilakukan secara berlebihan karena Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang melimpah.
Gunawan Witjaksono, Dirjen Bina Rektor Universitas Siber Indonesia (University Cyber), menambahkan bahwa di masa depan, perlu memberikan kesempatan kepada anak-anak muda untuk berkontribusi dalam kemajuan bangsa dan negara. Kesuksesan sebuah negara, termasuk negara maju di dunia, tidak hanya bergantung pada sistem, teknologi, atau sumber daya alam, tetapi juga pada sumber daya manusia. Oleh karena itu, fokus GESID dalam memperkuat kapasitas pemuda sangatlah tepat.
